Business Model Canvas (BMC) adalah alat manajemen strategis yang digunakan untuk menyiapkan semua keperluan bisnis dengan cepat, mudah di definisikan dan mengkomunikasikan ide atau konsep usaha yang ingin Anda jalankan. Konsep Business Model Canvas merupakan bentuk dari kerangka awal kerja yang berguna dalam hal menjelaskan sebuah ide usaha.
Sebuah usaha dapat dikembangkan menjadi sebuah startup. Istilah startup sering dikaitkan dengan usaha atau bisnis yang baru saja dimulai atau usaha yang baru berkembang. Menurut Steve Blank, startup adalah organisasi yang dibentuk untuk mencari model bisnis yang dapat diulang dan terukur. Sedangkan menurut Eric reis, startup adalah aturan atau norma-norma yang dirancang manusia untuk menyampaikan produk atau layanan baru dalam ketidakpastian.
Kunci dari memulai sebuah usaha atau membuat suatu startup adalah memiliki kemampuan untuk tumbuh. Karena startup adalah sebuah perusahaan yang memang dirancang untuk terus tumbuh secara cepat. Pertumbuhan startup tidak terbatas secara geografis yang berbeda dengan usaha kecil atau small bussines. Dalam pertumbuhan dan perkembangan startup, internet merupakan salah satu faktor yang penting.
Namun pengembangan usaha berupa startup tidak semudah yang dibayangkan, banyak startup yang akhirnya gagal berkembang. Beberapa kegagalan dari pengembangan usaha dengan membentuk startup, di antaranya sebagai berikut.
- Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang model bisnis yang dapat membantu dalam pengembangan usaha.
- Masalah keuangan, bisa berupa modal atau kurangnya kemampuan dalam menentukan harga jual sehingga sulit bersaing dengan produk lain yang sama dengan harga yang lebih terjangkau oleh pasar.
- Pengembangan produk barang atau jasa yang kurang inovatif dan kreatif, sehingga tidak dapat menonjolkan keunggulan atau keunikan produk barang atau jasa yang ditawarkan. Hal tersebut dapat berdampak pada perkembangan usaha yang sangat lambat bahkan tidak dapat berkembang sama sekali.
- Kesalahan dalam melakukan strategi perdagangan. Hal tersebut sangatlah fatal bagi usaha yang baru mulai dirintis atau baru berkembang. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus memiliki kejelian dan kepekaan dalam melihat pangsa pasar. Misalnya, adanya perubahan kebiasaan konsumen dalam membeli sebuah produk barang atau jasa sebelum adanya internet dengan setelah adanya internet. Seperti yang dapat dilihat dari bagan di bawah ini.
Jika perubahan kebiasaan belanja konsumen tersebut tidak dapat diantisipasi oleh seorang wirausaha dalam proses perdagangan produknya, maka perkebangan usahanya akan sangat lambat bahkan akan ditinggalkan oleh konsumen.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam mengembangkan suatu usaha baru atau startup adalah menggunakan Bussines Model Canvas (BMC) yang digabungkan dengan analisa SWOT yang telah kita bahas di sub bab sebelumnya. Bussines Model Canvas (BMC) merupakan suatu model bisnis yang memberikan gambaran secara detail dan logis bagaimana memulai sebuah usaha atau bisnis baru. Bussines Model Canvas (BMC) ini dikembangkan olehAlexander Osterwalder dan Yves Pigneur (1990).
Mengapa harus menggunakan Business Model Canvas (BMC)?
Penjelasan tentang kenapa sebuah bisnis startup harus mengambil model BMC adalah sebagai berikut:
- BMC disajikan dalam bentuk visual seperti kanvas lukisan agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah.
- BMC sebagai “materi” untuk menjelaskan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu berinovasi atau unggul dalam bersaing.
- BMC dapat digunakan untuk skala bisnis di semua bidang usaha.
- BMC sangat membantu untuk mempercepat proses analisis kekuatan dan kekurangan bisnis (analisis kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat).
- BMC disusun dengan melibatkan semua level manajemen untuk pengembangan bisnis perusahaan.
Bussines Model Canvas di dalamnya terdiri dari 9 buah komponen utama, yaitu, Customer Segment, Customer Relationship, Customer Channel, Revenue Structure, Value Proposition, Key Activities, Key Resource, Cost Structure, dan Key Partners.
Sembilan Komponen Business Model Canvas (BMC)
Kesembilan komponen BMC akan dijelaskan satu-persatu, yaitu sebagai berikut.
- Customer Segment (Segmentasi Pasar)
Pada BMC wirausaha diharuskan untuk menentukan segmentasi pasar dengan detail, sehingga mendapatkan gambaran yang pasti konsumen mana yang akan dibidik sebagai pengguna barang atau jasa yang ditawarkan.
- Customer Relationship (Hubungan Atau Keterikatan Dengan Konsumen)
Komponen ini bertujuan untuk membentuk bounding dengan kosnumen, baik pelanggan atau konsumen baru maupun pelanggan atau konsumen lama. Selain membentuk bounding, komponen ini pun berfungsi untuk mengenalkan dan menawarkan produk barang maupun jasa baru kepada pelanggan atau konsumen baru maupun lama. Contoh, diskon, kode promo, member card, dan sebagainya.
- Customer Channel (Cara Promosi)
Customer Channel merupakan cara-cara mempromosikan barang atau jasa yang ditawarkan untuk menyampaikan keunggulan atau keunikan produk. Dengan demikian konsumen tertarik untuk membeli atau menggunakannya berdasarkan penilaian konsumen tersebut. Contoh, tester makanan, display baju dan lain-lain.
Fungsi channels lainnya, di antaranya sebagai berikut.
-
- Mengenalkan kepada konsumen, sehingga konsumen sadar dengan produk barang atau jasa yang ditawarkan.
- Membantu konsumen untuk menilai keunikan atau keunggulan produk barang atau jasa.
- Memfasilitasi pelanggan membeli produk atau jasa.
- Menyediakan dukungan pascapenjualan.
- Value Proposition (Keunggulan Atau Keunikan Produk)
Keunggulan atau keunikan produk menentukan mengapa produk yang kita tawarkan pantas dipilih oleh konsumen, selain itu keunggulan atau keunikan produk harus menonjol dari pesaing dan memenuhi keinginan konsumen. Beberapa aspek yang dapat diunggulkan, yaitu, harga, merek, disain, potongan harga, pelayanan jika ada kerusakan, dan lain-lain.
- Revenue Structure/ Revenue Stream (Aliran Pendapatan)
Aliran pendapatan atau aliran dana masuk, yaitu cara bagaimana mendapatkan pemasukan dari customer segment, baik berupa pendapatan transaksional (jual beli secara langsung) maupun pengulangan (repeat order). Selain itu, dana masuk dapat juga diperoleh dari penjualan produk hasil pengembangan dari produk yang ada maupun dari bidang usaha yang berhubungan dengan bidang usaha yang sedang dikembangkan. Contoh, penjualan rendang dalam kaleng oleh rumah makan padang, penjualan berbagai merchandise, dan sebagainya.
- Key Activities
Merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menentukan jalannya sebuah bisnis atau usaha. Komponen ini berperan penting dalam menonjolkan keunggulan atau keunikan produk. Jenis key activities, yaitu sebagai berikut.
a. Operasi produksi
b. Operasi jasa (pelayanan)
c. Platform dan jaringan
- Key Resource
Merupakan aset-aset penting yang dimiliki perusahaan. Aset-aset tersebut meliputi, sumber daya manusia (SDM), sumber daya fisik seperti, bangunan dan peralatan, uang, dan aset intelektual (merek, paten, hak cipta, database pelanggan, dan lain-lain. Key Resource harus mendukung value propotions dari produk yang ditawarkan, channel, customer relationship, dan revenue stream.
- Key Partners
Merupakan mitra-mitra yang dapat diajak kerjasama dalam pengembangan usaha. Tujuan adanya mitra kerjasama adalah optimalisasi penghematan anggaran, mengurangi resiko dari hal-hal yang tidak terduga, dan pengambilalihan sumber daya dan kegiatan, sehingga pengelolaan usaha lebih efektif.
- Cost Structure (Struktur Pembiayaan Usaha)
Menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk jalannya bisnis. Pengeloaan keuangan sangatlah penting, karena jika pengelolaan uang kurang sehat, maka perkembangan usaha akan lambat bahkan tidak berkembang sama sekali. Jenis cost structure, yaitu, Cost driven (modal), Value driven (biaya cadangan), biaya tetap, dan biaya variabel.
Biaya tetap (FixedCost) adalah biaya yang sifatnya tetap, tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Contoh, sewa tanah, sewa bangunan, penyusutan alat/bangunan, upah tenaga kerja, dan lain-lain
Biaya Variabel (Variable Cost) adalah biaya yang sifatnya berubah, dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Contoh, benih tanaman, bahan baku, pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja luar/musiman.
Komponen Utama dalam Business Model Canvas (BMC)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa fokus utama dalam pengembagan usaha menggunakan BMC adalah customer segmens, customer relationship, revenue stream, channel, value propotion. Sedangkan komponen lainnya harus dapat mendukung komponen utama yang dapat terlihat secara langsung oleh konsumen.
Perlu diingat bahwa Business Model Canvas bukanlah sebuah resep yang harus diikuti dengan kaku, tetapi hanya sebuah gambaran dalam memulai suatu bisnis atau mengembangkan bisnsi baru. Jadi evaluasi terhadap BMC yang telah dibuat sangatlah penting dan disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini. Selain itu evaluasi diperlukan untuk menghadapi tantangan dari kompetitor, berani berinovasi, dan memiliki keunggulan yang berbeda dengan kompetitor.