Para wanita yang berprofesi sebagai pembatik maupun sebagai pengusaha, dalam melakukan pembelajaran dilakukan melalui penuturan dari orang yang lebih tua. Sang anak biasanya memperhatikan apabila ibu atau nenek mereka membuat batik, kemudian sang anak mengikuti dan mempraktekannya secara langsung. Motif batik yang rumit dan membutuhkan ketelitian diturunkan dari ingatan ke ingatan secara turun temurun. Motif batik tulis bakaran asli dan motif modern memiliki perbedaan. Perbedaan itu terletak pada warna dari batik tersebut. Batik bakaran asli cenderung berwarna gelap, sedangkan batik bakaran modern cenderung berwarna cerah.
Peran Wanita dalam Industri Batik di Desa Bakaran Pati Pada Masa Orde Baru
Peran wanita dalam industri batik sejak tahun 1977 sampai dengan tahun 1998 adalah sebagai berikut:
1. Pembatik wanita merupakan orang-orang yang ikut mengembangkan keberadaan batik bakaran, karena melalui tangan- tangan mereka batik diciptakan dan ada sampai saat ini. Membatik bukan merupakan kegiatan yang mudah karena dibutuhkan orang yang memiliki jiwa seni untuk menghasilkan batik. Melalui keterampilan membatik yang dimiliki wanita, maka pembatik wanita turut melestarikan budaya bangsa Indonesia yang merupakan warisan nenek moyang. Sehingga motif-motif batik dan maknanya bisa dikenal masyarakat pada umumnya.
2. Perubahan kerja pembatik seperti wanita yang awalnya hanya sebagai buruh batik kemudian menjadi pengusaha batik wanita. Pengusaha batik wanita yang sebelum menjadi pengusaha sudah berprofesi sebagai buruh batik dalam menjalankan suatu usaha batik pasti akan berbeda dengan pengusaha batik wanita yang secara langsung menjadi pengusaha batik. Pengusaha batik yang awalnya sudah berprofesi sebagai pembatik dalam menjalankan usaha akan lebih teliti, karena pengusaha ini sudah mengetahui seluk beluk proses membatik. Selain itu pengusaha ini juga mengetahui bagaimana keadaan menjadi buruh batik, sehingga rasa kekeluargaan antara pengusaha dan pembatik cepat tercipta.
3. Melalui para pembatik, para penerus budaya mengetahui dan mengenal motif parang rusak, truntum, kawung, puspo baskoro, gringsing, gandrung, manggaran, padas gempal, bregat ireng, kedele kecer, merak ngigel dan motif batik bakaran lainnya yang semuanya itu memiliki makna. Selain itu proses pembuatan motif batik jenis ini dalam pembuatannya ada perlakuan khusus yaitu dengan menggunakan bahan- bahan alami. Bahan-bahan alami tersebut digunakan untuk pewarnaan seperti akar kayu dan alang-alang. Akan tetapi bahan-bahan tersebut sulit ditemui sehingga pada tahun 1955 mulai mengenal pewarna kimia. Hal ini terjadi karena sulitnya mencari pewarna alam (wawancara dengan Bukhari, 15 Maret 2013).
4. Pembatik wanita yang ada saat ini didominasi oleh wanita yang sudah berumur lebih dari lima puluh tahun dan beberapa berusia lebih dari empat puluh tahun. Mereka memulai bekerja sebagai pembatik sekitar tahun 1980-an, hal ini membawa dampak positif bagi industri batik tempat mereka bekerja. Melalui pembatik wanita ini, konsumen mulai mengenal lagi adanya batik bakaran, karena sebelumnya batik bakaran pernah hilang dari peredaran pasar.
5. Pembatik wanita merupakan asset penting dalam industri batik, karena dengan adanya wanita-wanita yang bekerja sebagai pembatik maka para pengusaha industri batik tetap bisa menghasilkan batik baik dalam jumlah yang besar maupun sedang. Hal ini menjadikan konsumen bisa memiliki dan menikmati batik yang mereka inginkan.
Sekian pembahasan saya mengenai peran wanita dalam usaha Batik Di Desa Bakaran Kabupaten Pati…. Semoga bisa dijadikan bahan rujukan untuk kalian yang ingin mempelajarinya lebih dalam.