KERAJINAN DARI TUMBUHAN ECENG GONDOK
Nama | : Zainul Khasan |
NIS/NISN | : 170742 |
Program Studi | : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eceng gondok (Eichornia Crassipes) pada awalnya didatangkan dari benua Amerika pada zaman Gubernur Jenderal Inggris Stamford Raffles untuk mengisi koleksi tanaman di kebun raya bogor yang dibuatnya. Eceng gondok ini sebagai tanaman air punya bunga yang sangat cantik sehingga disebut dengan water hyacinth.
Dari Bogor inilah eceng gondok menyebar keseluruh Indonesia, bahkan punya nama lokal sendiri di daerah tertentu. Tanaman eceng gondok secara masif mendominasi perairan dan menjadi gulma dimana-mana. Setelah diketahui bahwa eceng gondok punya kadar selulosa yang tinggi, kemudian banyak orang mulai melirik gulma ini sebagai bahan baku kerajinan yang cukup menarik. Eceng gondok ini sekarang banyak diburu untuk dijadikan bahan baku anyaman, perabot rumah tangga seperti kursi dan macam-macam lagi bisa dibuat dari eceng gondok tergantung kreativitas manusia (KREATIVITAS).
Contoh cara pembuatan kerajinan alam yang sederhana ini menjadi hasil karya tangan yang menarik dan bisa untuk meraih keuntungan, [+] cara mengolah eceng gondok dari gulma pengganggu yang bisa menjadi bahan baku anyaman adalah sebagai berikut :
- Yang sebagai bahan kerajinan anyaman hanya tangkai daunnya saja bagian tanaman lain yaitu akar, daun, tunas dan bunganya dibuat. Daun eceng gondok bisa dipakai untuk kompos atau makanan ternak.
- Tangkai eceng gondok dibersihkan dengan air bersih (dapat).
- Pengeringan dilakukan dengan menjemur pada permukaan lantai (kurang-lebih 7 hari). Dengan terlebih dahulu dikeluarkan kandungan airnya dengan pres secara manual pengeringan akan lebih cepat.
- Tangkai yang sudah kering dapat dibelah-belah menjadi bagian-bagian yang lebih tipis.
Kandungan dan manfaat dari Eceng Gondok, Unsur SiO2, calsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), chlorida (Cl), cupper (Cu), mangan (Mn), ferum (Fe) dan banyak lagi. Pada akarnya terdapat senyawa sulfate dan fosfat. Daunnya kaya senyawa carotin dan bunganya mengandung delphinidin-3-diglucosida. Dengan seluruh kandungan kimia yang ada itu, enceng gondok dapat menyembuhkan tenggorokan terasa panas, kencing tidak lancar, biduran dan bisul. Kandungan senyawa penting tadi terdapat diseluruh organ tanaman dari akar sampai daun dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Bahkan bunganya yang menawan juga bagus dijadikan bahan obat tradisional.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari tumbuhan eceng gondok ?
- Bagaimana proses pengolahan kerajinan dari eceng gondok ?
- Apa saja manfaat tumbuhan eceng gondok ?
C. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui apa pengertian eceng gondok,
- Untuk mengetahui proses pengolahan kerajinan dari eceng gondok,
- Untuk mengetahui manfaat tumbuhan eceng gondok untuk kerajinan.
D. Manfaat Penulisan
- Daun, batang, dan bunga eceng gondok bisa di posisi untuk makanan ternak,
- Bunga eceng gondok bisa dijadikan bahan obat tradisional,
- Tumbuhan eceng gondok bisa dijadikan anyaman kerajinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Menurut Cheryl (2000) pemberdayaan (empowerment) adalah ide kekuasaan. Kemungkinan pemberdayaan tergantung pada dua hal. Pertama, pemberdayaan memerlukan power untuk dapat mengubah (power can change). Jika pemberdayaan tidak memiliki kekuasan dapat mengubah dan hal tersebut melekat pada masyarakat, maka pemberdayaan akan tidak mungkin terwujud. Kedua, konsep pemberdayaan bergantung pada ide yaitu kemampuan untuk melakukan pengembangan tumbuhan eceng gondok. Baily dalam Cheryl (2000) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses sosial yang multi dimensional yang menolong masyarakat memperoleh kontrol kehidupannya sendiri. Selanjutnya dijelaskan pemberdayaan mempunyai tiga komponen dasar, yaitu:
- Empowerment sebagai multi dimensional yang berarti didalamnya dapat terkait bidang sosial, psikologi, ekonomi dan bidang lainnya.
- Empowerment sebagai sosial, yang berarti dalam pemberdayaan memperhatikan berbagai tingkat dalam masyarakat seperti individu, kelompok, dan masyarakat.
- Empowerment sebagai suatu proses yang berarti dalam pelaksanaan pemberdayaan terjadi hubungan dengan orang lain. Pemberdayaan dalam konsep ini dapat bermakna bahwa sebuah proses yang berkesinambungan.
Berdasarkan konsep pemberdayaan yang diuraikan maka pemberdayaan enceng gondok menjadi suatu proses yang berkesinambungan yang nantinya memberikan kontribusi bagi masyarakat
- Klasifikasi Eceng Gondok
Klasifikasi eceng gondok menurut Van Steenis (1978) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Butomaceae
Genus : Eichornia
Spesies : Eichornia crassipes solms
Tumbuhan ini mempunyai daya regenerasi yang cepat karena potongan vegetatifnya yang terbawa arus akan terus berkembang menjadi eceng gondok dewasa. Eceng gondok sangat toleransi terhadap keadaan yang unsur haranya didalam air kurang mencungkupi tetapi responnya terhadap kadar unsur hara yang tinggi juga besar.
Eceng gondok memiliki dua macam cara untuk perkembang biak, yaitu dengan biji dan tunas yang berada diatas akar tunas merayap dan keluar dari lahan daun yang dapat tumbuh ingin menjadi tumbuhan berkisar antara 20ºC, suhu ideal, dengan derajat keasaman (pH) antara 4-12. Dalam air yang jernih serta sangat dalam apalagi daratan tinggi (melebihi) 1.600 m diatas permukaan laut) eceng gondok sulit tumbuh dan berkembang.
Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian badan pengendalian dampak (lingkungan melaporkan bahwa satu batang eceng gondok).
- Eceng Gondok (Eichornia Crassipes)
Eceng gondok merupakan tanah liat yang bertumbuh dari brasil. Tumbuhan ini menyebar ke seluruh dunia dan tumbuhan pada daerah ketinggian tempat berkisar antara 0-1.600 m diaras permukaan laut yang beriklim dingin. Penyebaran tumbuhan ini dapat melalui kanal, sungai, danau, rawa serta perairan tawar lainnya dengan aliran lambat.
Di Indonesia eceng gondok pada mulanya diperkenalkan oleh Kebun Raya Bogor pada tahun 1894 yang akhirnya berkembang di Sungai Ciliwung sebagai tanaman pengganggu. Eceng gondok merupakan herbal yang mengapung, kadang-kadang beranak dalam tanah, menghasilkan tunas merayap yang keluar dari ketiak daun dapat tumbuh lagi menjadi tumbuhan baru dengan tinggi 0,4 – 0,8 m tumbuhan ini memiliki bentuk fisik berupa daun. Daun yang tersusun dalam bentuk radikal (roset) setiap tangkai pada helai daun yang dewasa memiliki ukuran pendek dan berkerut. Helai daun (lamina) berbentuk bulat telur lebar dengan tulang daun yang melengkung rapat, panjang 7-25 cm, gundul dan warna daun hijau licin mengkilat.
Eceng gondok menjadi problem yang tidak pernah selesai di tangani, selain menyumbat aliran air yang berakibat banjir. Eceng gondok juga menghambat para petambak yang ada di danau. Namun pada kondisi yang terbatas eceng gondok mampu meningkatkan kualitas air tetapi ketika populasi diatas normal maka bisa merugikan bahwa enceng gondok banyak menimbulkan masalah pencemaran sungai dan waduk, tetapi mempunyai manfaat antara lain :
- Mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahan kimia buangan industri.
- Sebagai bahan penutup tanah (mulch) dan kompos dalam kegiatan pertanian dan perkebunan.
- Sebagai sumber gas yang antara lain berupa gas ammonium sulfat, gas hydrogen, nitrogen dan metan yang dapat diperoleh dengan cara fermentasi.
- Bahan baku pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK yang merupakan tiga unsur utama yang dibutuhkan tanaman.
- Sebagai bahan baku karbon aktif.
- Sebagai bahan industri kertas dan papan buatan.
- Sebagai bahan industri kerajinan.
Eceng gondok dapat dibuat untuk pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK dan merupakan tiga unsur utama yang dibutuhkan tanaman untuk krajinan tangan eceng gondok bisa dibuat bahan industri kertas dan papan pembuatan dan industri kerajinan. Hasil penelitian laboratorium menunjukkan eceng gondok mampu mengikat unsur logam dalam air sebab itu hanya cocok hidup di air kotor dibanding air bersih, daunnya bisa dipakai untuk bahan pakan ternak, dari serat batangnya yang akan dipakai dalam kerajinan.
- Manfaat Kerajinan Anyaman Eceng Gondok
Anyaman merupakan seni yang mempengaruhi kehidupan dan kebudayaan masyarakat Melayu. Menganyam bermaksud proses menjaringkan atau menyilangkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan. Menganyam adalah salah satu seni tradisi tertua di dunia. Konon kegiatan ini ditiru manusia dari cara burung menjalin ranting-ranting menjadi satu bentuk yang kuat. Seni menganyam ini juga ada diberbagai budaya Nusantara. Memberdayakan sebagai bahan baku selain itu diharapkan solusi alternatif mengatasi pendekatan.
B. Deskripsi Data
- Kandungan Gizi Eceng Gondok
Eceng gondok adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Eceng Gondok mengandung energi sebesar 18 kilokalori, protein 1 gram, karbohidrat 3,8 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 80 miligram, fosfor 45 miligram, dan zat besi 4 miligram. Selain itu di dalam Eceng Gondok juga terkandung vitamin A sebanyak 1000 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 50 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Eceng Gondok, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 70 %.
- Manfaat Tumbuhan Eceng Gondok
-
- Daun
Daun eceng gondok sebenarnya bisa digunakan sebagai obat maag. Penyakit maag disebabkan oleh tingkat keasaman lambung yang sangat tinggi. Air rebusan eceng gondok ternyata menetralkan asam lambung. Ada senyawa alami dalam eceng gondok yang dapat mengurangi tingkat keasaman tinggi di lambung.
-
- Batang
Batang tumbuhan eceng gondok biasnaya bermanfaat sebagai kerajinan anyaman seperti tas dan sabuk. Namun ini bukanlah satu-satunya manfaat tanaman yang sering dianggap gulma ini. Batang eceng gondok juga sangat berguna bagi kesehatan tubuh, batang tanaman eceng gondok mengandung kalium, kalsium, magnesium, SiO2, chlorida, cupper dan ferum yang berguna bagi tubuh.
-
- Akar
Eceng gondok memiliki akar yang lebat fungsinya untuk menjaga keseimbangan eceng gondok agar tidak berbalik pada saat mengapung di air, akar eceng gondok juga dapat melakukan fungsi akar pada umumnya yaitu untuk menyerap zat-zat makanan dan unsur hara yang diperlukan tanaman dan dalam air.
C. Analisis Data
Untuk memenuhi kebutuhan eceng gondok diperlukan pengembangan berupa peningkatan produktifitasi dan hal ini hanya dapat dicapai melalui teknologi tepat guna.
- Menyiapkan Bibit
Bibit berasal dari pemisahan rumpun rekomendasi dataran dan kondisi tempat tumbuh dataran rendah tinggi suhu panas maupun dingin. Kebutuhan sinar matahari media tanaman yang digunakan : 100%, ukuran tanaman saat dikirim 24 cm.
- Menyiapkan Lahan
Agar, dapat berproduksi optimal lahan yang digunakan harus sesuai untuk pertumbuhan eceng gondok. Oleh karena itu lahan yang disediakan adalah kolam dengan lebar 1,6-2 m dan panjang 5 m.
- Pemupukan
Pemberian pupuk (pemupukan) dilakukan kira-kira 30 hari sekali, menggunakan pupuk NPK daun.
- Pasca Panen
Panen tumbuhan eceng gondok sangat menentukan mutu barangnya. Hal ini disebabkan oleh sifat batangnya yang bisa dibuat kerajinan anyaman. Analisis usaha tanaman tumbuhan eceng gondok untuk megnetahui kelayakan usahanya. Panen batang pada tumbuhan yang sehat agar barangnya bisa diproses untuk kerajinan anyaman seperti tas. Budidaya yang baik dilakukan dengan panjarangan batang dan hanya memberikan sampai besar 50 tangkai perpohon tanpa panjarangan dan bisa di panen sampai 1 bulan.
- Inventaris Peralatan
- pembukaan lahan eceng gondok
- bibit tanaman eceng gondok
- keranjang panen eceng gondok
- timbangan
- golok dan sabit
- cangkul
- pompa air
- gerobak dorong
- timba dan terpal
- mesin oven
- selang air dan gunting
- Biaya Variabel
- Pupuk Rp. 12.000 x 30
- Pupuk kimia 21.000 x 30
- Pestisida dan obat Rp. 21.000 x 30
- Biaya lainnya Rp. 10.000 x 30
- Biaya transportasi Rp. 25.000 x 30
- Pengemas Rp. 11.000 x 30
- BBM Rp. 24.000 x 30
- Total Biaya Operasi
Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 5.238.301
- Pendapatan Permanen
52 kg x Rp. 5.000 = Rp. 260.000
Rp. 260.000 x 30 hari = Rp. 7.800.000
- Keuntungan Perbulan
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp. 7.800.000 – 5.238.301 = Rp. 2.561.699
- Lama Balik Modal
Total investasi/keuntungan = Rp. 3.485.658
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Eceng gondok merupakan tumbuhan yang mudah dibudidayakan. Menurut Cheryl (2000) pemberdayaan adalah ide kekuasaan. Kemungkinan pemberdayaan tergantung pada dua hal. Baily dalam Cheryl (2000) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses sosial yang multi dimensional yang menolong masyarakat memperoleh kontrol kehidupannya sendiri.
Tumbuhan eceng gondok pada awalnya didatangkan dari benua Amerika pada zaman Gubernur Jendral Inggris, eceng gondok ini sebagai tanaman air punya bunga yang sangat cantik sehingga disebut dengan water hyricinth. Tanaman eceng gondok secara masih mendominasi perairan dan menjadi gulma dimana-mana setelah diketahui bahwa eceng gondok mempunyai kadar solvisi yang tinggi.
Eceng gondok ini sekarang banyak diburu untuk dijadikan bahan baku anyaman, perabotan rumah tangga seperti kursi dan macam-macam lagi, bisa dibuat dan eceng gondok tergantung kreativitasnya. Kreativitas atau hasil kerajinan dari eceng gondok dapat menguntungkan bagi masyarakat.
- Saran
Saya selaku penyusunan menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dan saya akan memberi saran yang mungkin bisa menjadikan masukan bagi konsumen maupun para masyarakat yaitu untuk mengetahui berbagai manfaat dari tumbuhan eceng gondok ataupun tumbuh-tumbuhan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fadholi, A. 2009. Kerajinan Eceng Gondok. diakses 07 Januari 2020
Galerivilm. 2010. Bisnis Kerajinan Eceng Gondok. 07 Januari 2020
sunarjono, Hendro. 2011. Eceng Gondok & Kerajinan. Jakarta : Penebar Swadaya