MANFAAT TANAMAN SERAI BAGI KESEHATAN
Nama | : Siti Khotijah |
NIS/NISN | : 170704 |
Program Studi | : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serai (Cymbopogon Citratus) merupakan tanaman yang umumnya digunakan sebagai bumbu dapur dan untuk pengobatan tradisional yang dimanfaatkan sebagai obat kumur untuk sakit gigi dan gusi yang bengkak. Serta bahan-bahan obat bahan-bahan obat untuk melancarkan air seni dan haid (Heyne, 1987). Serai digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri pathogen karena mengandung minyak atsiri.
Para ahli biologi beranggapan, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang berperan sebagai alat pertahanan diri supaya tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan terkadang juga mengeluarkan bau (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Tanaman yang mampu mereproduksi minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman, yang termasuk dalam famili Pinaceae. Minyak yang terdapat di alam dibagi menjadi 3 golongan yaitu minyak mineral, minyak nabati yang dapat dimakan, dan minyak atsiri. Zat yang mempunyai aroma ini potensi ditempatkan dalam kelenjar kecil di bagian luar atau jauh di dalam akar, kayu, daun, buah atau bunga tanaman. Kebanyakan tanaman mengandung minyak atsiri, tetapi sering dalam jumlah minimal sehingga ekstraksi tidak akan bernilai, atau harga minyak atsiri menjadi terlalu tinggi.
Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, maupun biji tumbuhan. Selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan. Beberapa contoh minyak atsiri yaitu minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih, dan minyak lawang.
Tanaman serai sangat memiliki aktivitas anti bakteri dimanfaatkan bagi kesehatan, misalnya untuk pengobatan luka karena bakteri yang terdapat dibagian jaringan kulit yang terluka tersebut. Khususnya di Indonesia telah dikenal 40 jenis tanaman serai yang menghasilkan minyak yang bermutu dan berkhasiat. Tanaman serai ini juga tidak mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh. Dengan memanfaatkan tanaman serai ini maka tidak perlu lagi mengeluarkan banyak biaya untuk mengobati berbagai macam penyakit.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari tanaman serai ?
- Bagaimana syarat tumbuh dan budidaya serai ?
- Apa manfaat serai dalam kehidupan sehari-hari ?
C. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui tentang pengertian tanaman serai.
- Agar memahami syarat tumbuh dan budidaya serai.
- Mengetahui manfaat serai dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penulisan
- Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tanaman serai;
- Memberikan informasi berupa pengetahuan umum kepada pembaca;
- Memberikan informasi kepada penyusun dan pembaca cara membudidayakan dan manfaat tanaman serai yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Serai sering digunakan untuk bumbu dalam berbagai makanan karena memiliki aroma yang sedap dan juga berbau seperti lemon, tanaman serai ini disebut dengan herba lemon. Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman serai. Serai mengandung antioksidan flavonoid, dan senyawa fenolik seperti luteolin, glikosida, dan asam klorogenat, yang berkhasiat. Senyawa utama dalam serai adalah lemonal atau citral, yang memiliki sifat anti-jamur dan anti-mikroba, serta menyediakan bau lemon yang berbeda-beda.
Tanaman serai berupa semak, memiliki akar serabut, berwarna kuning, hidup menahun dan tingginya sekitar satu meter. Batang tidak berkayu, beruas-ruas pendek, berwarna putih kotor. Daun tunggal berbentuk lanset, dan bertulang sejajar. Pelapah bagian pangkal memeluk batang dan kasap. Bagian pelapah inilah yang dipakai sebagai rempah atau bumbu berbagai masakan, seperti kari ikan, sambal goreng, pepes ikan, dan gulai. Daun berujung runcing dan bertepi rata. Panjang daun berkisar 25-75 cm dan lebarnya sekitar 1,5 meter.
Rasa sereh adalah pedas dan bersifat hangat, sereh mengandung minyak atsiri dengan komponen citronellai, citrai, geraniol, methylheptone, eugenol methyleteer, dipenten, eugenol, kedinol, dan limonene. Minyak atsiri sereh banyak digunakan dalam pembuatan sabun dan detergen. Seluruh tanaman di atas tanah ( segar atau kering ) dan minyak atsiri dapat digunakan. Apabila dilihat sepintas, maka tanaman serai sangat mirip dengan tumbuhan rumpur ilalang (alang-alang). Namun demikian berbeda dengan alang-alang yang kerap kali dianggap sebagai gulma, serai merupakan jenis tumbuhan anggota sebagai pengharum makanan. Kecuali itu serai yang sudah dikeringkan digunakan pula sebagai ramuan jamu, diminum begitu sajapun bisa pula.
B. Deskripsi Data
1. Pengertian Tanaman Serai
Serai merupakan tanaman semak berupa herba yang berasal dari daerah beriklim tropis. Serai ini sering digunakan dalam bumbu dalam berbagai masakan karena memiliki aroma yang sedap dan juga berbau seperti lemon. Tanaman serai ini disebut dengan herba lemon. Hampir disetiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman serai. Di Indonesia tanaman serai ini dikenal dengan berbagai nama. Di Jawa Tengah, Sunda, Madura disebut dengan Sere. Di Sumba disebut dengan kendong witu dan di Makasar disebut dengan Sare.
a. Tanaman Serai (Cymbopogon Citratus) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminales
Famili : Graminiae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon Nardus
Tribe : Andropogineae
b. Di Indonesia tanaman serai memiliki beberapa nama daerah seperti berikut ini:
Sumatra Jawa-Madura Bali-Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi-Maluku |
: Threue, Sere Mangat, Sorai Arum, Sere, Sange-Sange, Sorai, Sorai. : Sereh, Sere. : See, Patahan mpori, kendaung witu, nau sina, bumuke, tenian, nalai. : Serai, Belangkak, Salai. : Tonati, Timbuala, langilo, Tiwo embane, Sare, Rimanil, Dirangga, Tapisa-pisa, hisa-hisa, Isalo, Bisa, Hewuwu, Garama, Kusu, baramakusu |
2. Syarat Tumbuh dan Budidaya Serai
a. Persyaratan Tumbuh
Keadaan tanah dan iklim dapat berpengaruh baik terhadap vitalitas dan umur tanaman maupun rendemen dan mutu minyak yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal. Maka faktor tanah dan iklim mendapat perhatian khusus.
-
- Keadaan Tanah
Tanaman serai lebih cocok tumbuh di tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik. Untuk mendapatkan tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang yang belum masak justru dapat menjadi sumber inokulum yang mengakibatkan busuknya akar serai tersebut.
-
- Keadaan Iklim
Sinar matahari berperan sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis bagi setiap tanaman. Jenis sinar yang dibutuhkan adalah sinar putih yang merupakan gabungan dari sinar merah, jingga, ungu. Kuning, hijau, biru, dan nila. Tanaman serai menyukai sinar matahari yang jatuh secara langsung karena mampu meningkatkan kadar minyaknya.
Selanjutnya mengenai curah hujan, ternyata mempunyai beberapa fungsi bagi tanaman, antara lain sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transportasi hara dalam tanaman, penumbuhan sel dan pembentukkan enzim dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman serai membutuhkan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Sedangkan suhu yang cocok untuk tanaman serai adalah sekitar 18º-25º celcius.
Pada dasarnya tanaman serai dapat tumbuh di mana-mana, mulai dataran rendah (100 meter) sampai ketinggian 1000 meter. Akan tetapi, serai bereproduksi panjang pada ketinggian optimum sekitar 180-250 meter diatas permukaan laut.
b. Budidaya Serai
1) Pembibitan
Meskipun tanaman serai sesungguhnya dapat berbunga namun sistem pembungaannya tergolong “kikir”. Sehingga pengembang biakan secara generatif sulit diharapkan. Oleh karena itu, pada umumnya pengembangbiakan tanaman serai dilakukan secara vegetatif, yakni menggunakan stek.
a) Kriteria Bibit
Untuk memperoleh stek bibit serai yang baik perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
-
- Tanaman induk harus sehat, bebas dari hama penyakit.
- Tanaman induk berupa rumpun tua, sekurangnya berumur 1 tahun.
- Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar namun tidak beruas.
- Sebagian daun stek dipotong atau dikurangi hingga 3 – 5 cm dari pelepah daun, untuk mengurangi penguapan.
- Sebagian akar stek juga dikurangi dan ditinggalkan ±2,5 cm di bawah leher akar, untuk menghindari terlipatnya akar pada waktu penanaman yang kadang-kadang membuat akar tersebut tidak berfungsi atau busuk dan akhirnya mati.
Adapun kebutuhan stek bibit untuk bahan satu hektar sekitar 30.000 – 40.000 stek dalam kondisi normal, jika penanaman serai ini dilakukan pada tanah-tanah yang kurang subur dengan sistem penanaman segitiga atau segiempat, maka kebutuhan stek bibit meningkatkan 2-3 kalinya.
b) Persemaian
Tindakan persemaian ini diawali dengan melakukan pengolahan tanah. tanah di cangkul dan dicampur pasir dengan perbandingan tanah dan pasir 2:1. Selanjutnya buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 80-120 cm, tinggi sekitar 25-30 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lapangan. Diatas bedengan diberi pupuk kandang atau kompos secara merata. Bedengan harus diberi pohon naungan atau bedengan diberi atap daun kelapa, alang-alang, dan sebagainya.
Pekerjaan pengolahan tanah persemaian ini dilakukan sekitar tiga minggu sebelum stek bibit disiapkan, agar keadaan tanah bedengan sungguh-sungguh netral, dan siap ditanami. Penanaman stek bibit ini di bedengan dilakukan sore hari, dengan jarak tanam 10×10 cm dan posisinya miring ±45º. Selama menunggu tumbuhnya stek bibit di persemaian, harus dilakukan penyiangan dan penyiraman; 3 – 4 minggu kemudian, tunas dan akar sudah tumbuh merata, dan itu berarti sudah siap dipindahkan ke kebun.
2) Penanaman
Setelah kita bahas pembibitannya, baiklah kini kita bahas juga cara-cara penanamannya yang meliputi:
a) Persiapan Lahan
Tanah tempat tumbuh serai kiranya patut kita perhatikan dengan seksama. Pertama-tama perlu diolah, sekalipun sedai pada dasarnya kurang membutuhkan pengolahan tanah secara rumit, kecuali kondisi tanah tersebut keras dan padat. Jika hendak menanam serai pada tanah yang belum pernah diolah, maka perlu dilakukan pencangkulan lebih dahulu, agar tanah menjadi gembur 1-2 bulan sebelum penanaman. Dengan cara ini tanah yang semula berada dibagian bawah akan berada dipermukaan dan mendapati sinar matahari, sedangkan rumput dan gulma mati
Sesudah itu kita persiapkan lubang-lubang tanaman. Adapun ukuran lubang-lubang tanam adalah panjang 30 cm, lebar 30 cm, dan kedalaman 10 cm. pada tanah-tanah cangkulan tersebut dilakukan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum tanam dan kebutuhannya 5 cm perhektar.
b) Cara Tanam
Tanaman serai cukup membutuhkan air terutama pada fase awal pertumbuhannya. Oleh karena itu, waktu tanam diusahakan pada permulaan musim hujan, yakni pada bulan November-Desember, atau pada mangsa kanep (istilah jawa). Namun boleh juga tanaman serai ditanam diluar musim penghujan, asalakan tanaman serai disirami pagi dan sore.
Adapun jarak tanam bagi tanah subur adalah 100 cm x 100 cm, sedangkan bagi tanah kurang 75 cm.
3) Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman serai meliputi penyulaman, penyiangan, pembubunan, dan pemupukan.
a) Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan pemeriksaan ke kebun serai. Bila ditemukan pertumbuhan serai yang loyo atau malah mati, secepatnya dilakukan penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya dipilih stek bibit yang baik disekitar pemeliharaan intensif. Penyulaman ini berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya, dan nantinya digunakan untuk memprediksi produk yang dihasilkan.
b) Penyiangan
Disamping itu, tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk menolak datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyian, sekaligus untuk memutus daur hidup hama dan penyakit. Penyiangan selanjutnya biasanya dilakukan pada awal maupun akhir musim penghujan karena pada itu banyak gulma yang tumbuh.
c) Pembubunan
Pembumbunan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan, dapat pula berulangkali, tergantung kondisi alamnya. Namun apabila tanaman serai masih muda, cukuplah tanah dirangkuli tipis disekeliling rumpun dengan jarak ±20 cm. Pada tahun berikutnya, cangkulan dapat diperdalam dan diperlebar.
d) Pemupukan
Selama hidupnya, yaitu dihitung dari saat penanaman sampai dengan setiap kali petik daunnya, pasti tanaman serai telah menyedot sejumlah unsur-unsur makanan. Ini berarti bahwa tanpa usaha penambahan unsur-unsur makanan. Kondisi tanah menjadi kurus dan akibatnya pertumbuhan serai terganggu. Oleh karena itu, perlu usaha memelihara, menambah, dan mempertinggi kesuburan tanah, dan salah satu diantaranya ialah dengan pemupukan.
4) Pemanenan
a) Waktu Panen
Berdasarkan pengalaman, saat panen terbaik ditentukan bila setiap batang tanaman punya enam lembar daun tua, sedangkan daun ketujuh masih menguncup. Panen perdana dilakukan pada tanaman berumur sekitar 6-8 bulan, dan panen-panen berikutnya diulang setiap 75-90 hari sekali. Dalam setahunnya, frekuensi panen rata-rata lima kali, kecuali pada tahun pertama, hanya tiga kali.
b) Cara Panen
Memanen daun serai dapat menggunakan sabit, yang perlu diperhatikan, pemangkasan daun yang aman dalam (terlalu kepangkal) justru merugikan kita, karena tanaman dapat mati. Untuk mengatisipasi keadaan tersebut, sisa daun yang harus ditinggalkan ±5 cm diatas pelapah daun.
3. Manfaat Tanaman Serai Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Serai, sering dipakai sebagai rempah penyedap masakan. Serai atau dalam bahasa latinnya disebut Cymbopogon ciatrus adalah genus yang berisi sekitar 55 spesies rumput. Tumbuhan ini bisa tumbuh subur di cuaca hangat dan mencapai ketinggian sekitar 2 sampai 4 meter. Tanaman serai dipergunakan dalam berbagai kebudayaan. Bagian dari tanaman ini yang bisa dipakai untuk herbal meliputi akar, batang, dan daunnya.
a. Berikut Pemaparan Tanaman Serai
1) Akar
Tanaman serai memiliki akar yang berukuran besar. Akar tanaman ini merupakan jenis akar serabut yang berimpang pendek. Akar tersebut bisa dimanfaatkan sebagai ramuan jamu dengan cara merebusnya
2) Batang
Batang tanaman serai bergerombol dan berumbi, serta lunak, dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Batang tanaman serai juga bersifat kaku dan mudah patah. Bagian batang ini bisa dipakai sebagai rempah atau bumbu berbagai masakan.
3) Daun
Daun tanaman serai berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, dan runcing, hampir menyerupai daun ilalan. Selain itu, daun tanaman serai memiliki bentuk seperti pita yang makin keujung makin runcing. Daun serai memiliki aroma yang pekat dengan cara direbus atau dibakar.
b. Manfaat Lain
1) Mencegah Kanker
Serai sangat efektif untuk mengobati berbagai jenis kanker tanpa mempengaruhi sel-sel normal tubuh yang sehat. Study laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak serai dapat menghambat fase awal kanker, terutama hati. Dalam serai mengandung satu senyawa yang disebut citral, berfungsi menginduksi kematian sel dalam kasus kanker payudara.
2) Gangguan Pernapasan
Serai banyak digunakan sebagai obat untuk pengobatan batuk dan pilek. Seiring dengan senyawa sehat lainnya, yaitu vitamin E dalam serai membantu mengatasi penyumbatan hidung karena flu dan gangguan pernapasan lainnya seperti asma bronkial.
3) Mengobati Sakit Gigi
Sakit atau nyeri pada gusi sanggup diringankan dengan berkumur-kumur memakai air rebusan daun serai selama satu menit. Bisa untuk mengobati sakit gigi disebabkan karena serai mengandung zat antibakteri yang berguna untuk membantu menghilangkan rasa sakit pada gusi gigi tersebut.
4) Menurunkan Tekanan Darah
Serai dapat membantu menurunkan tekanan darah karena memiliki sidat diuretikyang berfungsi mampu membantu membuang kelebihan garam dan air dalam tubuh memang merupakan salah satu penyebab dari hipertensi.
5) Menurunkan Berat Badan
Air rebusan serai mengandung sedikit kalori, sehingga baik untuk diet dan menurunkan berat badan. Air rebusan serai juga membuat lebih kenyang dan mencegah makan berlebihan. Rebusan serai mengandung polifenol untuk meningkatkan pengeluaran energi dan oksidasi lemak, sehingga bisa menurunkan berat badan.
c. Langkah-langkah Cara Membuat Wedang Sari Hangat
1) Bahan-bahan
-
- air bersih 1 liter
- sereh 5 batang
- jahe segar 100 gr
- gula batu 200 gr
2) Cara membuat minuman wedang serai hangat
-
- Jahe dan batang serai dicuci terlebih dahulu dengan air sampai benar-benar bersih, tiriskan.
- Kupas kulit jahe kemusdian dimemarkan dengan cara digeprek.
- Ambil semua batang serai lalu memarkan juga sampai setengah hancur.
- Siapkan satu buah panci ukuran sedang untuk merebus bahan.
- Masukkan air kedalam panci yang sudah disiapkan lalu rebus sampai mendidih.
- Masukkan jahe dan batang serai yang sudah dimemarkan kedalam panci yang berisi air mendidih, aduk-aduk.
- Tambahkan gula batu kedalam rebusan jahe dan serai, aduk terus sampai gula batu menjadi larut dan tercampur rata.
- Matikan api lalu diamkan rebusan wedang serai selama 5 menit supaya uapnya tidak terlalu panas
- Siapkan satu buah gelas saji kemudian tuang wedang serai kedalam gelas saji.
- Wedang serai hangat siap untuk dinikmati.
3) Cara Penggunaan
-
- Jika kita akan menggunakan atau meminumnya, alangkah baiknya kita saring terlebih dahulu wedang tersebut biar kotoran tidak ikut diminum.
- Wedang tersebut dapat kita gunakan satu hari atau dua hari tergantung pada warna wedang tersebut.
- Jika wedang masih berwarna dan harum kita dapat menambahkan air mineral lagi kedalam panci tersebut kisaran satu gelas.
- Nyalakan kompor kembali dan tutup sampai rapat panci tersebut.
- Tunggu beberapa menit lagi sampai air mendidih dan mulai berwarna agak merah kecoklatan atau keruh.
- Matikan kompor setelah wedang mendidih.
- Wedang sudah matang dan kira dapat meminumnya kembali.
- Wedang dapat diminum sehari 2 kali
- Pagi hari pada waktu bangun tidur.
- Sore hari atau malam hari sebelum tidur.
Dalam proses pembuatan atau langkah-langkah membuat wedang serai hangat adalah tidak sulit jika kita mengetahui langkah-langkah seperti diatas.
Kita tidak usah susah-susah membuatnya ketika mau meminumnya karena wedang serai hangat dapat digunakan 2 kali pakai. Jika wedang tersebut airnya berwarna dan harum. Kita bisa menambah air mineral kembali dan kita nyalakan kompor tersebut.
C. Analisis Data
1. Estimasi Pendapatan
a) Asumsi
-
- Umur produktif tanaman serai 4 tahun
- Perbandingan daun segar dan daun kering = 2,5:1
- Harga daun serai adalah Rp. 100.000/Kg
b) Perhitungan
Dalam membuat estimasi pendapatan usaha tan serai dihitung 4 tahun lamanya. Selanjutnya untuk menghitung pendapatan rata-rata pertahunnya adalah sebagai berikut:
Penjual = Rp. 6.300.000,00
Total Modal = Rp. 3.392.000,00 ˗
Pendapatan = Rp. 2.907.800,00
2. Analisis Ekonomi
Dalam analisis usaha tani serai akan dihitung kelayakannya melalui beberapa alat ekonomi yang meliputi : NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C Ratio (Benefit-Cost Ratio), dan ROS (Rate of Return on Investment).
3. Aspek Pemasaran
Indonesia dikenal sebagai negara produsen minyak serai, namun tingkat konsumsi dalam negeri terhadap produk tersebut sangat rendah dan justru sebagai besar – sekitar 80% – 90% produk minyak serai secara sengaja diekspor.
4. Efek Samping Tanaman Serai
Serai relatif aman jika dikonsumsi secara wajar dan tidak berlebihan serta dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun beberapa kelompok disarankan waspada dan membatasi mengkonsumsi wedang serai.
1) Mengganggu Kehamilan
Bagi perempuan yang sedang hamil mengkonsumsi air rebusan serai penting melalui sebuah pemahaman tertentu. Mengetahui takaran rebusan serai yang akan dikonsumsi. Sebab jika tidak, kehamilan Anda bisa saja terganggu. Hal ini yang dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap kehamilannya.
2) Mual dan Muntah
Efek samping yang satu ini bisa menjadi salah satu tanda reaksi tubuh yang tidak stabil menerima kandungan daun serai.
3) Kepala Pusing dan Sakit Kepala
Mual dan muntah di atas biasanya disertai dengan rasa kepala pusing. Kepala pusing sekali lagi menjadi bagian reaksi tubuh atas sesuatu yang mengganggu sistem di dalam tubuh. Sehingga tubuh tidak bekerja secara maksimal.
4) Bisa Menjadi Memunculkan Reaksi Berbahaya
Efek samping setelah minum air rebusan serai adalah munculnya sebuah reaksi bahaya di dalam tubuh. Sebab tidak semua tubuh mau dan mampu menerima kandungan yang terdapat di dalam serai. Jika tidak, reaksi bahaya itu bisa dirasakan. Untuk itu penting sebuah kehati-hatian dalam mengkonsumsinya, agar tidak memunculkan reaksi yang berbahaya di dalam tubuh tersebut.
5) Bisa Menimbulkan Bahaya Bagi Ibu Menyusui
Selain berbahaya bagi perempuan hamil, air rebusan serai ini juga berbahaya bagi ibu yang sedang menyusuhi. Meskipun di sisi lain rebusan daun serai ini dapat memperlancar kandungan susu yang ada di dalam tubuh perempuan. Namun sekali lagi, jika Anda mengkonsumsinya dalam jumlah yang over, maka efek positif itu akan berbalik menjadi efek negatif di dalam tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sereh dapur terbagi menjadi dua varietas, yaitu sereh flexuosus (Cymbopogon Flexuosus) dan sereh citratus (Cymbopogon Citratus). Serai ini umumnya digunakan untuk bumbu dalam berbagai makanan karena memiliki aroma yang sedap dan juga berbau seperti lemon, tanaman serai ini disebut dengan herba lemon. Bagian pelapah inilah yang dipakai sebagai rempah atau bumbu berbagai masakan, seperti kari ikan, sambal goreng, pepes ikan, dan gulai. Selain itu, serai bisa digunakan untuk pengobatan tradisional yang dimanfaatkan sebagai obat kumur untuk sakit gigi, gusi yang bengkak, melancarkan air seni dan haid.
Syarat tumbuh dan budidaya serai yang meliputi keadaan tanah, keadaan iklim, pembibitan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, dan yang terakhir pemanenan tanaman serai tersebut.
Selain memiliki banyak manfaat, serai bisa dijadikan minuman yaitu wedang serai hangat dan cara penggunaannya. Dalam proses pembuatan atau langkah-langkah membuat wedang serai hangat adalah tidak sulit jika mengetahui langkah-langkahnya. Minuman wedang serai relatif aman dikonsumsi secara tidak berlebihan karena wedang serai juga memiliki efek samping yang dirasakan di dalam tubuh, seperti mengganggu kehamilan, bisa menimbulkan bahaya bagi ibu menyusui, dan kepala pusing.
Serai digunakan untuk pengobatan penyakit, misalnya untuk mencegah kanker dan gangguan pernapasan. Study laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak serai dapat menghambat fase awal kanker, terutama hati. Satu senyawa dalam serai, yang disebut citral berfungsi menginduksi kematian sel dalam kasus kanker payudara. Gangguan pernapasan, serai banyak digunakan sebagai obat untuk pengobatan batuk dan pilek. Seiring dengan dengan senyawa sehat lainnya, yaitu vitamin C dalam serai membantu mengatasi penyumbatan hidung flu dan gangguan pernapasan lainnya seperti asam bronkial.
B. Saran – saran
- Pemerintah perlu melakukan sosialisasi tentang manfaat tanaman disekitar kita salah satunya yaitu tanaman serai.
- Masyarakat yang lain memanfaatkan tanaman serai harus memperhatikan keanekaragamannya sehingga tanaman serai tidak punah.
- Jagalah kesehatan sebaik mungkin dan jangan menganggap kesehatan remeh karena kesehatan sangatlah berharga.
- Pembaca yang ingin memanfaatkan tanaman serai sebaiknya dimanfaatkan secara efektif agar tidak ada bagian yang terbuang.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Hieronymus Budi Santoso. 1990. Bertanam Serai. Yogyakarta. Kanius
Pinus Lingga. 1988. Serai. Jakarta: Info Agribisnis.
Ruslan Harris. 1987. Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar Swadaya
Suratman. 1987. Pedoman Bercocok Tanaman dan Pengobatan Hasil Serai Wangi. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.