Ternak Ayam Broiler Sebagai Pemenuhan Penyediaan Makanan
Laporan Ini Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menempuh Ujian Madrasah
Disusun Oleh :
Nama | : Muhammad Basar |
NIS/NISN | : 170766/0017670918 |
Program Studi | : Ilmu Pengetahuan Alam (IPS) |
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL AHROM
MADRASAH ALIYAH AL AHROM KARANGSARI
TERAKREDITASI – B
Jl. Nangka No.45 Kelurahan Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak
Telp. (0291) 690355 Email [email protected] Website https://mas-alahrom.my.id/
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN TERNAK AYAM BROILER
-
Latar Belakang
Sebenarnya ternak ayam broiler ini baru dikenal menjelang periode 1980 an, sekalipun jalur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an ketika peternak mulai memeliharanya. Akan tetapi, ayam broiler komersil seperti sekarang ini baru populer pada periode 1980-an. Perlu diketahui semua unggas yang dapat bertelur dan memiliki daging yang dapat dinikmati. Hal yang membedakan masing-masing unggas itu adalah ukuran tubuh dan jumlah daging maupun telur yang dihasilkan burung kasuari dan burung parkit misalnya ukuran tubuh maupun dagingnya sangant berbeda persamaannya, kedua burung itu menghasilkan terlur sedikit. Ada unggas yang menghasilkan telur sedikit tetapi ukuran telurnya relatif besar.
Pengertian ayam broiler menurut para ahli salah satunya dalam ayam broiler merupakan salah satu jenis unggas yang bermanfaat karena ayam ini mampu memenuhi penyediaan terhadap bahan makanan. Sekaligus memenuhi hewan tinggi. Menurut Haberman (1956 ) Broiler adalah ternak ayam yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain.
Kecepatan produksi daging ayam broiler mempunyai kelebihan dalam waktu relatif cepat dan singkat daging ayam bisa segera di peroleh, dipasarkan atau di komsumsi paling lama usia potong 12 minggu. Menurut Winter dan Funk (1960) Broiler adalah ternak ayam yang cepat pertumbuhanya, ekonomis dalam pengolahan, sehingga bisa memberi kepuasan konsumen. Istilah pedaging dikembangkan pula untuk unggas lainnya seperti bebek komersial, kalkun dan angsa yang berdaging banyak juga dikategorikan sebagai unggas pedaging. Hal yang sama juga berlaku untuk puyuh sehingga ada istilah puyuh petelur (yang hasil utamanya telur) dan puyuh pedaging (yang hasil utamanya daging).
-
Rumusan Masalah
-
- Bagaimanakah masyarakat kalikondang dalam membudidayakan ayam pedaging ?
- Bagaimana masyarakat kalikondang dalam meningkatkan hasil keuntungan dari tahun ke tahun ?
- Bagaimana proses pemeliharaan ayam daging ?
-
Tujuan Penulisan
-
- Mengidentifikasi jenis ayam yang mempunyai daya jual tinggi.
- Melatih keterampilan dalam membudidayakan ayam pedaging.
- Untuk mengkaji dan menganalisa bagaimana proses berternak ayam.
-
Manfaat Penulisan
-
- Meningkatkan keberanian dan juga mentalitas penulis sebagai bekal.
- Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan bagaimana proses para peternak dalam melakukan pemeliharaan ayam pedaging.
- Dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam penelitian ataupun penulisan karya tulis ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN TERNAK AYAM BROILER
Landasan Teori Peternakan Ayam Broiler
Sebenarnya ayam yang untuk dipotong adalah ayam petelur seperti ayam white leghorn jengger tunggal. Tidak heran pada saat itu banyak orang yang antipati terhadap daging ayam ras sebab ada perbedaan yang sangat mencolok antara daging ayam broiler dan ayam ras petelur, terutama pada struktur pelemakan di dalam serat dagingnya. Antipati masyarakat yang saat itu sudah terbiasa dengan ayam kampung terus berkembang hingga pemasaran ayam broiler semakin sulit. Peternak ayam broiler yang baru membuka usahanya menjadi prihatin dan terpuruk kerugian. Pada akhir periode 1980-an itulah pemerintah mencanangkan penggalakan konsumsi daging ruminansia yang saat itu semakin sulit keberadaannya. Kondisi pun membaik, kini banyak peternakan ayam broiler bangkit dan peternak musiman muncul. Dari sinilah ayam broiler komersil atau ayam broiler final stock mulai dikenal dan secara perlahan mulai diterima orang.
Kekaguman orang dan minat pemodal muncul setelah mengetahui bahwa ayam broiler dapat dijual sebelum 8 minggu dan pada usia itu bobot tubuhnya hampir sama dengan tubuh ayam kampung berusia sekitar satu tahun. Masyarakat juga mengenal ayam broiler sebagai ayam pedaging saingan baru ayam kampung dengan rasa khasnya yang empuk dan berdaging banyak. Kelebihan dan kekurangan antara ayam broiler dan ayam kampung di kemudian hari ternyata saling melengkapi dan tidak lagi saling bersaing karena masakan khas daerah seperti ayam goreng mbok berek, ayam goreng kalasan, atau rendang ayam memerlukan penggodongan lama dan tetap membutuhkan ayam kampung yang liar itu (ayam broiler akan hancul dalam proses penggodokan yang lama). Sedangkan untuk masakan lainnya, ayam broiler sudah menjadi menu rutin di berbagai kalangan.
Beberapa peternak mengeluh bahwa memelihara ayam broiler itu repot dan tidak tahan penyakit. Sebenarnya hal ini tidak akan terjadi bila manajemen yang ditetapkan benar. Konsumen di Indonesia ternyata sudah lekat dengan ayam kampung sehingga sulit menerima ayam broiler yang besar itu. Perkembangan selanjutnya mengacu pada tersebut. Ayam broiler dipasarkan pada bobot hidup antar 1,3-1,6 kg per ekor ayam yang dilakukan pada umur ayam 5-6 minggu karena ayam broiler yang terlalu berat akan sulit terjual. Akibat pemasaran ayam broiler yang demikian, pada periode tahun 1970-an hingga 1980-an bermunculan peternak yang memelihara ayam jantan petelur dwiguna bagaikan ayam broiler, tujuannya jelas untuk daging. Akibat gambaran masyarakat yang sudah terpaku dengan pada ayam kampung kecil-kecil itu. Ayam jantan dwiguna ini memang dapat diambil dagingnya, karena dipelihara sama seperti ayam broiler sebagai ayam jantan tentu dapat tumbuh lebih cepat walaupun masih kalah dengan pertumbuhan ayam broiler.
Bagi kalian yang ingin mengunduh dokumen Ternak Ayam Broiler Sebagai Pemenuhan Penyediaan Makanan.
Bisa menggunakan link download dibawah artikel.