USAHATANI PRODUKSI TEBU
 Nama |  : Nikmatul Kasanah |
 NIS/NISN |  : 180805/0033357704 |
Program Studi | Â : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) |
-
Latar Belakang Budidaya Tebu
Usaha budidaya tebu yang dilakukan oleh petani cenderung melakukan pengeprasan secara berulang. Seiring program akselerasi, maka produktivitas dan kelayakan usahatani tebu di lahan kering atau tegal dengan sistem keprasan perlu dikaji guna menyakinkan petani bahwa usaha budidaya tebu tersebut masih dianggap sebagai sumber pendapatan keluarga dan secara finansial layak untuk diusahakan.
Tebu merupakan tumbuhan sejenis rerumputan yang dikelompokkan dalam famili graminiae. Seperti halnya padi dan termasuk kategori tanaman semusim, tanaman tebu tumbuh membentuk anakan, mengelompokkan dalam bentuk rumpun dan menghasilkan karbohidrat yang begitu tinggi. Tanaman tebu membutuhkan waktu untuk menghasilkan produksi gula mencapai 11 – 12 bulan. Rata-rata bobot tebu yang dapat dihasilkan melalui pengelolaan budidaya yang baik dapat mencapai produktivitas tebu sekitar 1000 – 1200 ku/ha. Namun dilapangan masih sering dijumpai pengelolaan tebu dengan tata cara yang tidak baik sehingga produktivitas tebu yang dihasilkan menjadi rendah, kurang dari 700 km/ha.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa usahatani tebu dengan sistem pengeprasan lebih dari tiga kali masih menguntungkan dibanding dengan budidaya tanaman baru, karena sisten keprasan membutuhkan biaya relatif lebih kecil. Ini karena terdapat penghematan dari biaya pembelian bibit dan pengolahan tanah. Namun demikian, budidaya keprasan juga tidak selamanya menguntungkan karena pada tingkat keprasan tertentu diperolehan produksi yang rendah tidak sebanding dengan pembiayaan. Pada kondisi tebu keprasan yang sudah tidak menguntungkan seharusnya tanaman tersebut dibongkar dan diganti dengan tanaman tebu baru, agar petani saat panen tidak mengalami kerugian.
-
Rumusan Masalah
-
- Bagaimana peranan faktor produksi luas lahan, bibit sulam, pupuk organik, pupuk anorganik, tenaga kerja, pengalaman petani, dan tingkat pendidikan terhadap produktivitas tebu?
- Apakah penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha budidaya tebu sudah mencapai tingkat efisiensi?
- Bagaimana tingkat kelayakan usaha budidaya tebu di lahan tegalan dengan sistem keprasan, apakah layak diusahakan?
-
Tujuan Penelitian
-
- Peranan faktor produksi luas lahan, bibit sulam, pupuk organik, pupuk anorganik, tenaga kerja, pengalaman bertani, dan tingkat pendidikan terhadap produktivitas tebu.
- Tingkat efisiensi harga atau allocative efficiency penggunaan masing-masing faktor produksi terhadap produktivitas tebu.
- Kelayakan usaha budidaya tebu pada lahan tegalan dengan sistem keprasan.
-
Manfaat Penulisan
-
- Bahan informasi dan pertimbangan bagi petani tentang faktor produksi apa saja yang berperan terhadap produktivitas tanaman tebu di lahan tegalan dengan sistem keprasan.
- Informasi bagi petani dalam melaksanakan efisiensi harga penggunaan faktor-faktor produksi dalam budidaya tanaman tebu.
- Bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengembangan dan peningkatan produksi tebu di lahan tegalan dengan sistem keprasan.
BAB IIÂ PEMBAHASAN
-
Landasan Teori Usaha Tebu
Sejarah Tebu
Tebu (Saccharum officinarum L) merupakan tanaman asli tropika basah. Penanaman tebu di Indonesia di mulai pada saat sistem tanam paksa tahun 1870 yang memberikan keuntungan besar untuk khas negara pemerintahan kolonial Belanda. Setelah sistem tanam paksa dihentikan, usaha perkebunan tebu dilakukan oleh pengusaha-pengusaha swasta. Perluasan perkebunan tebu tidak pernah melampaui pulau jawa karena memang jenis tanaman dan pola pertanian di pulau jawa lebih sesuai untuk penanaman tebu. Daerah jantung perkebunan yang tumbuh sejak tahun 1940-an dan berkembang sampai sekarang adalah daerah pesisir utara cirebon hingga semarang di sebelah gunung muria hingga madiun, kediri, di sepanjang probolinggo hingga ke malang melalui pasuruan. Pusat penelitian dan pengembangan gula indonesia (P3GI) pasuruan telah berperan melakukan penelitian-penelitian untuk menghasilkan varietas unggul dan berbagai produk turunannya seperti fermentasi pembuatan etanol dari tetes, pembuatan ragi roti, pakan ternak, gula pasir, karton dll.
Ada beberapa manfaat tebu diantaranya digunakan untuk di konsumsi langsung dengan cara di buat jus, di buat menjadi tetes rum dan di buat menjadi ethanol yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar. Limbah hasil produksi dari tebu bisa dimanfaatkan menjadi listrik. Ekstrak sari tebu yang di tambah jeruk nipis dan garam bisa di konsumsi di india itu dimaksudkan untuk memberikan kekuatan gigi dan gusi.
Air tebu dapat di manfaatkan sebagai penyembuh sakit tenggorokan dan mencegah sakit flu serta bisa menjaga badan kita sehat. Mengkonsumsi air tebu secara teratur dapat menjaga metabolisme tubuh kita dari kekurangan cairan karena banyak kegiatan yang sudah di lakukan sehingga dapat terhindar dari stroke. Dengan banyaknya kandungan karbohidrat sehingga dapat menambah kekuatan jantung, mata, ginjal, dan otak.
-
Deskripsi Data Produksi Tebu
-
Peranan Faktor Petani Terhadap Produksi Tebu
Selama ini mekanisme pertanian sering diberi pengertian identik dengan traktorisasi. Pengertian yang keliru ini perlu diluruskan, karena mekanisasi pengertian Agricultural Engineering mencakup aplikasi teknologi dan manajernen penggunaan berbagai jenis alat rnesin pertanian, mulai dari pengolahan tanah, tanam, penyediaan air, pemupukan, perawatan tanaman, pemungutan hasil sampai ke produksi yang siap dipasarkan.
Manfaat yang diperoleh produksi dan usaha tani tebu ialah (1) terjaminnya bahan baku giling pabrik gula, (2) proses panen tebu yang dijamin oleh pabrik gula, (3) tidak ada lagi tebu yang keluar daerah binaan, (4) subsidi yang diberikan pabrik gula untuk operasional budidaya, (5) tidak adanya petani yang menjual tebu keluar daerah binaan.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pertanian mengeluarkan kebijakan perbaikan budidaya tebu melalui program usaha tani tebu milik petani. Pola ini dianggap lebih efisien, efektif, dan ekonomis dibanding pola lainnya. Dalam pelaksanaan usaha tani tebu tidak hanya melibatkan pabrik gula dan petani, melainkan adanya pihak ketiga yang disebut provider atau tenaga penggarap.
Gambar memperlihatkan skema kerja sama antara pabrik gula, petani, dan provider.
Pabrik gula berperan dalam memfasilitasi sarana dan prasarana mekanisasi dan juga sebagai afalis atau tanggung jawab dalam pendaftaran diri di pabrik gula BUMN atau harus terdaftar menjadi petani binaan pabrik. Selain itu, petani juga harus bersedia untuk menandatangani kontrak dan menyetujui kegiatan budidaya dilaksanakan budidaya tebu yang terdiri normalisasi perluasan atau pemeliharaan got, land preparation, cultivation, pengairan, dan tebang muat angkut.
-
Fungsi Produksi
Menurut Soekartawi et al. (1989) hubungan kuantitatif antara masukan dan produksi dikenal dengan istilah fungsi produksi, sedangkan analisis dan pendugaan hubungan itu disebut analisis fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara masukan dan produksi.
Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Dalam pengertian yang bersifat umum, produksi tercakup setiap proses yang mengubah masukan-masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) yang berupa barang-barang dan jasa.
Fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau jasa yang akan memberikan penghasilan bagi usaha (Assauri, 1993).
-
Penggunaan Produksi Dalam Usaha Budidaya Tebu Tingkat Efisiensi
-
Konsep Efisiensi Teknis
Menurut Suratiyah (2015), efisiensi teknis adalah suatu pengukuran besarnya produksi yang dapat dicapai pada tingkat faktor produksi tertentu. Seorang petani dikatakan efisien secara teknis jika dengan penggunaan jenis dan jumlah input yang sama diperoleh output secara fisik yang lebih tinggi.
Efisiensi teknik dapat dicari dengan melihat penambahan input secara fisik yang digunakan pengaruhnya terhadap penambahan produksi yang  dihasilkan. Bisa dihitung melalui elastisitas faktor produksi, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana:
- Ep = Elastisitas produksiÂ
- Y = Hasil produksi
- X = Faktor produksi
- ∆ Y = Perubahan produksi
- ∆ X = Perubahan input
- MPP = Marginal Physical Product
- ÆPP = Average Physical Product
-
Kelayakan Usaha Budi Daya Tebu Dengan Sistem Keprasan
Tebu keprasan merupakan tanaman tebu yang tumbuh setelah tanaman pertama ditebang atau dari sisa tanaman yang tak terpakai di kumpulkan. Hal ini dilakukan agar mempermudah pengeprasan. Pengeprasan tebu yaitu memotong batang tebu bekas tebangan sampai ke dalam sekitar 20 cm dati atas permukaan tanah, dimaksudkan supaya tebu yang akan tumbuh merupakan tebu anakan pertama dan tebu induknya.
Tebu yang nanti akan tumbuh diharapkan masih memiliki kualitas yang tak jauh berbeda dari tebu induknya. Kualitas tebu yang baik dilihat dari besarnya, kandungan gula yang dapat dihasilkan oleh tebu tersebut. Setelah satu bulan dari pengeprasan, tanaman tebu tumbuh anakan (tunas) lalu di pedhot oyot (putus akar). Jarak pedhot oyot 15 cm dari tebu serta 15 cm untuk arah sebaliknya dengan penggunaan ganco. Kegiatan selanjutnya adalah pemeliharaan tebu yang meliputi penyaingan, penyulaman, pemupukan, pembumbunan dan klitek seperti pada tebu tanam.
Sutarjo menyatakan bahwa masa kemasakan tebu adalah suatu gejala bahwa pada akhir pertumbuhannya terdapat timbunan sakarosa di dalam batang tebu. Adapun dalam proses kemasakan, luas-luas yang tertunda, mengandung kadar gula glukosa yang tertua. Glukosa ini merupakan hasil asimilasi daun tebu. Gula ini diperlukan untuk pembentukan sel-sel dan semua keadaan yang dapat menimbulkan pertumbuhan baru.
Tebu dikatakan masak apabila visual daun tabu sebagian besar mengering kecuali pucuknya, mengelentek sendiri, sebagian besar daunnya rontok, baik karena mengelentek sendiri ataupun diklentek. Analisis kemasakan tebu dilakukan untuk memperkirakan waktu yang tepat penebangan tebu sehingga tebu yang akan diolah dalam keadaan optimum. (indrawanto et .al .2010)
-
Analisis Data Usaha Tebu
Tanaman tebu merupakan perkebunan semusim yang mempunyai sifat tersendiri sebab di dalam batangnya terdapat zat gula. Tebu berkembang biak di daerah beriklim udara sedang sampai panas. Berbagai varietas tebu telah diluncurkan oleh Kementrian Pertanian untuk meningkatkan produksi petani. Kualitas bibit tebu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan pengusahaan tanaman tebu. Bibit tebu yang baik adalah bibit yang cukup 5-6 bulan, murni (tidak tercampur varietas lain), bebas dari penyakit, dan tidak mengalami kerusakan fisik. Tanaman tebu mempunyai batang yang tinggi dan kurus, tidak bercabang, dan tumbuh tegak. (id.wikipedia.wiki>tebu)
Bagian yang paling utama untuk diolah dari tebu adalah batangnya. Bagian daging tebu bisa menghasilkan banyak manfaat terutama yang diolah menjadi bahan baku gula. Tebu terkenal pemanfaatannya sebagai pokok pembuatan gula. Tanaman tebu memiliki manfaat yang sangat banyak. Baik dari segi kesehatan, segi industri, segi konsumsi rumah tangga, segi peternakan, dan segi industri rumah tangga. (http://www.produknaturalnusantara.com)
Adapun program pemerintah dalam menanggulangi kebutuhan gula yang semakin meningkat itu dengan cara mendirikan pabrik gula, dengan adanya pabrik gula, maka akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada karena dengan adanya pabrik-pabrik gula yang ada dalam Indonesia dapat mendatangkan devisi yang tidak kecil. Sebab selain bisa mengekspor, Indonesia bisa mencukupi kebutuhan akan gula dalam negeri. Gula Indonesia pada tahun 1927 sampai 1933 banyak membanjiri pasar dunia, antara lain benua eropa dan asia.
-
Pendapatan Usahatani
Pendapatan atau keuntungan merupakan hasil pengurangan dari total penerimaan usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan yang diterima merupakan balas jasa untuk tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam proses produksi usahatani.(Tjakrawiralaksana 1985.)
Analisis pendapatan uasahtani biasanya digunakan untuk mengukur keberhasilan usahatani. Analisis usahatani menggambarkan keadaan sekarang dari suatu usahatani, sehingga dapat melakukan evaluasi dengan perencanaan dan tindakan pada masa akan datang. (Soeharjo dan Pacung 1973)
Pengeluaran usahatani adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi usahtani. Pegneluaran usahatani dibagi menjadi biaya tani usahatani dan biasay yang diperhitungkan. Biaya tunai sejumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang menjadi masukan produksi.
Biaya tunai ini dibagi menajdi biaya tetap (seperti sewa lahan, bunga pinjaman, dan pajak lahan), dan biaya variabel (seperti biaya bibit, biaya pupuk, dan upah tenaga kerja). Biaya yang diperhitungkan adalah nilai pemakaian barang dan jasa yang dihasilkan dan berasal dari usaha tani itu sendiri.
-
Syarat Tumbuh Tebu
Tanaman tebu tumbuh di daerah tropika sampai batas garis isoterm 20ºC yaitu antara 19ºLU – 35ºLS. Kondisi tanah yang baik bagi tanaman tebu adalah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, selain itu akar tanaman tebu sangat sensitif terhadap kekurangan udara dalam tanah sehingga pengairan dan drainase harus sangat diperhatikan.
Akar tanaman menyerap air dan unsur hara pada lapisan yang lebih dalam sehingga pertumbuhan tanaman pada musim kemarau tidak terganggu. Drainase yang baik dan dalam juga dapat menyalurkan kelebihan air di musim penghujan sehingga tidak terjadi genangan air yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena berkurangnya oksigen dalam tanah.
Dilihat dari jenis tanah, tanaman tebu dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah seperti tanah alluvial, grumosol, latosol dan regusol dengan ketinggian antara 0-1400 m.
Kondisi lahan terbaik untuk tebu adalah berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% apabila tanahnya ringan dan sampai 5 % apabila tanahnya lebih berat
- Tanah
Tekstur tanah yang baik untuk pertanaman tebu adalah tanaman yang gembur dan perakaran berkembang sempurna. Sedangkan tekstur tanah, yaitu perbandingan partikel-partikel tanah berupa lempung, debu dan liat, yang ideal bagi pertumbuhan tanaman tebu adalah tekstur tanah ringan sampai agak berat dengan kemampuan menahan air cukup dan porositas 30 %.
- Angin
Kecepatan nagin sangat berperan dalam mengatur keseimbangan kelembapan udara dan kadar CO2 di sekitar tajuk yang mempengaruhi proses fotosintesa. Angin dengan kecepatan kurang dari 10 Km/jam di siang hari berdampak positif bagai pertumbuhan tebu. Sedangkan angin dengan kecepatan melebihi 10 Km/jam akan mengganggu pertumbuhan tanaman tebu dapat patah dan roboh.
-
Cara Menaman Tebu Untuk Bibit
Menanam/Budidaya tebu untuk keperluan bibit tidak jauh berbeda dengan budidaya untuk keperluan konsumsi yang sesuai dengan umur pemupukan dan perawatan, untuk petani tebu yang memiliki lahan luas.
Cara pembibitan tebu yaitu dengan cara mempersiapkan lahan dan memilih bibit tebu. Tanah yang akan ditanami tebu perlu dipersiapkan dengan dua cara, yaitu dibajak dan regnoso. Proses pembajakan bertujuan menggemburkan tanah yang kering. Sementara proses regnoso dilakukan pada area yang mengandung banyak air.
Bibit tebu yang bisa digunakan ada 4 macam yaitu bibit pucuk, bibit batang muda, bibit rayungan, dan bibit siwalan. Bibit pucuk diambil dari tebu yang mengambil 2-3 tunas muda dengan panjang 20 cm. Bibit batang muda berasal dari tebu yang berumur 5-7 bulan. Bibit rayungan adalah bibit tebu yang diambil dari pucuk tebu yang sudah mati. Selain itu, ada beberapa hal yang mempengaruhi petumbuhan tanaman tebu antara lainnya adalah:
- Iklim
Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tebu dan rendemen gula sangat besar. Dalam masa pertumbuhan tanaman tebu membutuhkan banyak air. Sedangkan saat masak tanaman tebu membutuhkan keadaan kering agar pertumbuhan berhenti.
- Curah hujan
Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan berkisar antara 1.000-1300 mm perlahan dengan sekurang-kurangnya 3 bulan kering.
Pada periode pertumbuhan vegetatif diperlukan curah hujan (200 mm per bulan) selam 5-6 bulan. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan curah hujan 125 mm dan 4-5 bulan dengan curah hujan kurang dari 75% mm/bulan yang merupakan periode kering.
- Suhu
Pengaruh suhu pada pertumbuhan dan pembentukan sukrosa pada tebu cukup tinggi. Suhu ideal abgi tanaman tebu berkisar antara 24oC-34oC dengan perbandingan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 10oC.
- Sinar Matahari
Tanaman tebu membutuhkan penyinaran 12-14 jam setiap harinya. Proses asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila daun tanaman memperoleh radiasi peninaran matahari secara penuh.
-
Proses Penanaman Dan Waktu Penanaman Tebu
Waktu yang paling tepat untuk memulai penanaman tebu adalah saat cuaca cerah, yaitu antara Oktober sampai Desember. Teknik menanam tebu yang baik adalah menggunakan setek yang mempunyai 8-9 mata tunas dengan jarak 1 meter tiap setek. Tiap setek ditanam pada juringan dengan kedalaman 1,25-1,35 meter.
-
Perawatan
Perawatan tanaman tebu meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, serta penanganan hama dan penyakit. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah proses pemupukan dan paling lama adalah 3 hari setelah pemupukan.
Sementara itu, penyulaman perlu dilakukan untuk mengganti pohon atau bibit tebu yang tidak tumbuh dengan baik. Proses ini dilakukan pada bibit bagal yang berumur 2-4 minggu dan bibit rayungan yang berumur 2 minggu.
Proses penyiangan dapat dilakukan dengan mencangkul dan memotong gulma yang mengganggu. Proses memupuk dilakukan dengan menggunakan pedoman pemupukan P3GI. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA, SP36, dan KCL. Pemupukan diberikan secara bertahap dan menyesuaikan kebutuhan tanaman tebu juga lahan.
-
Memperhatikan Kondisi Bibit yang Di Pilih
Karena kondisi bibit juga berpengaruh untuk kelangsungan pertumbuhan tebu. Jika bibit tebu naik maka hasilnya pun akan baik dan begitu juga sebaiknya.
-
Kegiatan Usahatani Pada Tebu Keprasan
Aktivitas dilakukan secara manual dengan tenaga manusia dan mekanis dengan menggunakan alat mekanisasi pertanian sebagai berikut:
- Manual
- Pengeprasan tanaman yang paling baik tidak lebih dari satu minggu setelah tebang agar diperoleh pertumbuhan tunas yang seragam. Pengeprasan satu petak tebang (2ha) selesai dalam waktu 7 hari.
- Untuk mencapai hasil yang optimal. Pada tanaman keprasan perlu dilakukan pedot oyot (putus akar) paling lambat 1 minggu setelah kepras.
- Pemberian pupuk pertama dilakukan paling lambat 1 minggu setelah pedot ayat (putus akar). Pemberian pupuk pertama pada salah satu alur sejumlah sepertinya dosis pupuk N dan seluruh dosis pupuk P.
- Penyulaman dilakukan pada umur 4-5 minggu pada juringan yang kosong sepanjang sekitar ± 50 cm.
- Bahan sulam dapat berupa benih tumbuh atau maupun yang ada dengan varietas dan umur yang sama.
- Pemeliharaan tanaman keprasan selanjutnya seperti tanaman pertama (PC)
- Mekanisasi
- Tebang menggunakan chover harvester sudah menghasilkan mutu tebangan rata tanah sehingga tidak perlu pengeprasan (cut dan go).
- Trash (pucuk dan daun kering) yang dihasilkan berukuran lembut ditata di interrow secara selang-seling agar tidak menghambat pekerjaan selanjutnya.
- Tebang menggunakan whole stalk harvester menghasilkan trash berukuran besar sehingga jika diperlukan dilanjutkan dengan mencacah trash menjadi ukuran yang lebih kecil.
- Putus akar dan pupuk pertama dengan menggunakan alat FA tyne, paling lambat umur 7 hari setelah tebang.
- Pengendalian gulma dilakukan pada saat pra tumbuh gulma, tanaman berumur paling lambat 7 hari dengan menggunakan alat boom sprayer.
- Penggemburan tanah dengan terratyne pada umur 1-1,5 bulan.
- Pupuk kedua pada saat tanaman berumur 2-2,5 bulan dengan menggunakan FA tyne.
- Subsoiler pada umur 2,5-3 bulan.
- Pengendalian gulma yang kedua pada saat tanaman berumur 3-3,5 bulan, secara manual.
BAB IIIÂ PENUTUP
-
Kesimpulan
Tebu (Saccharum officinarum L) merupakan tanaman asli tropika basah. Usaha perkebunan tebu dilakukan oleh pengusaha-pengusaha swasta. Perluasan perkebunan tebu tidak pernah melampaui pulau Jawa. Karena memang jenis tanaman dan pola pertanian di pulau Jawa lebih sesuai untuk penanaman tebu.
Tebu keprasan merupakan tanaman yang tumbuh setelah tanaman pertama di tebang atau dari sisa tanaman yang di tebang setelah tebu di tebang daun-daun yang tidak terpakai di kumpulkan. Hal ini dilakukan agar mempermudah pengeprasan.
Ada beberapa manfaat tebu diantaranya digunakan untuk dikonsumsi langsung dengan cara dibuat jus, dibuat menjadi tetes rum dan dibuat menjadi ethanol yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar. Hasil limbah produksi dari tebu bisa dimanfaatkan menjadi listrik.
-
Saran
Untuk petani agar melakukan budidaya yang lebih modern agar produktivitas tanaman tebu meningkat, dan petani tebu agar meregerasi tebu secara bertahap dengan bibit yang lebih unggul. Serta tidak menggunakan pupuk buatan dan pestisida yang berlebihan dalam usahatani agar kesuburan tanah dan lingkungan bisa terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
- Eprints.umm.ac.id
- Id.wikipedia.id>tebu
- https://www.produknaturalnusantara.com
- Indrawanto, C., Purwono, Siswanto, M. Syakir, dan W. Rumini. 2010. Budidaya dan Pascapanen Tebu. ESKA Media. Jakarta.
- Muhamein. 2019. Analisis Efisiensi Usahatani Tebu. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
LAMPIRAN