Komponen-komponen utama dalam mesin dibagi menjadi bagian yang bergerak dan yang tidak bergerak. Komponen yang tidak bergerak yaitu kepala silinder, blok silinder dan bak oli, sedangkan yang bergerak yaitu piston, batang piston, poros engkol, poros nok, mekanisme katup dan roda penerus. Mari kita pelajari lebih lengkapnya disini.
Pengenalan Kinerja Komponen Mesin Pada Kendaraaan
Komponen-komponen mesin yang sudah dioperasikan akan mengalami perubahan fisik karena panas maupun gesekan, untuk mengatasi tersebut dilakukan perawatan berkala, perawatan terhadap komponen-komponen engine tersebut disebut dengan Tune-up engine. Tune-up merupakan perawatan rutin yang dilakukan secara periodic setelah kendaraan mencapai jarak tempuh 10.000 – 15.000km untuk mengembalikan tenaga mesin seperti semula.
Komponen-komponen mesin yang mengalami keausan yang melebihi dari standart maka perlu di perbaiki dengan cara di overhaul atau di ganti komponennya. Overhaul dilakukan karena adanya bagian mesin yang sudah melebihi stndart sepertinya adanya oli yang terbakar akibat ausnya ring piston atau silinder pada blok silinder, kerusakan pada piston dan yang lainnya.
Perawatan rutin komponen engine dilakukan tidak secara langsung pada komponen tersebut yang berkaitan dengan keausan komponen mesin,tetapi ada sistem lain yang mendukung kinerja engine yaitu dengan di lengkapi sistem pendinginan, sistem pelumasan,sistem bahan bakar bensin konvensional dan sistem pengapian.
Komponen Tidak Bergerak Pada Mesin
-
Blok Silinder
Salah satu komponen utama mesin adalah blok silinder yang terbuat dari besi tuang dengan paduan alumunium, sehingga memiliki ketahanan yang baik terhadap panas. Dan di dalamnya terdapat silinder, tempat piston naik turun untuk melakukan langkah kerja.
Di dalam blok silinder terdapat silinder yang jumlahnya lebih dari satu, yang mempunyai susunan sebaris, boxer atau mendatar dan berbentuk V seperti pada mobil-mobil sport yang memiliki silinder lebih dari 6.
Fungsi blok silinder
- Tempat silinder yang merupakan tempat piston naik turun untuk melakukan kerjanya.
- Sebagai dudukan kepala silinder.
- Sebagai rumah mekanisme engkel (poros engkol, connecting rod, piston dll).
- Pada tipe OHV, sebagai rumah dari poros nok.
- Sebagai dudukan fly wheel.
- Terdapat water jacket sebagai saluran air pendingin.
- Sebagai dudukan komponen-komponen lainnya seperti motor starter, karter, dll.
3 Macam Blok Silinder
- Silinder sebaris
Blok silinder ini memiliki bentuk dan rancangan dengan lubang silinder atau piston dengan pemasangan dalam satu baris yang sama. Tipe silinder ini memiliki konstruksi yang sederhana, perawatan mudah dan tidak memiliki getaran yang lebih, cocok di gunakan untuk mesin bersilinder 4 keatas.
- Silinder bentuk V
Blok mesin ini didesain dengan rancangan lubang silinder atau piston dengan pemasangan atau konstruksi berbentuk V (V-Shape). Konstuksi ini sangat cocok digunakan untuk mesin dengan cc besar yakni 6 silinder keatas, dan tipe ini memungkinkan untuk mengurangi panjang dan tinggi mesin. Getarannya paling buruk oleh karena itu jarang digunakan untuk motor 2 atau silinder
- Silinder boxer ( Tidur )
Blok silonder ini dirancang dengan silinder berlawanan sehingga pemasangan piston pun berlawanan satu sama lainya, tipe ini sangat jarang digunakan karena memiliki pusat grafitasi yang sangat rendah.
-
Kepala silinder
Kegunaan kepala silinder :
- Untuk menutup blok silinder dan sebagai ruang bakar
- Sebagai dudukan dari katup-katup, busi, injektor, poros kam, saluran gas masuk dan keluar, saluran air pendinginan dan pelumasan.
- Sebagai dudukan busi
Kepala silinder juga menjadi dudukan busi (spark plug) yang berfungsi membakar campuran gas di ruang bakar. - Sebagai tempat ruang bakar
Kepala silinder juga sebagai tempat percampuran gas yaitu di ruang bakar bagian atas. Ruang bakar pada mesin terdiri dari berbagai macam, sesuai dengan kegunaan dan tujuan masing-masing - Tempat pemasangan saluran masuk dan saluran buang.
Saluran ini dihubungkan dengan kepala silinder, saluran masuk dari karburator dan saluran buang menuju knalpot. - Tempat mantel pendingin (water jacket)
Water jacket berfungsi untuk mendinginkan kepala silinder itu sendiri bersama komponen-komponen di dalamnya. Pada sistem EFI, kepala silinder juga menjadi dudukan dari injector dan koil pengapian yang dihubungkan langsung dengan busi (spark plug).
-
Carter Oli
Carter merupakan komponen mesin yang terletak di bagian paling bawah yang berfungsi untuk menampung oli pelumas di dalam mesin. Carter dipasang dengan baut dan mur pada bagian bak engkol yang di dalamnya terdapat separator yang berfungsi untuk menjaga agar permukaan oli pelumas di dalam carter tetap rata walaupun kendaraan berjalan pada posisi miring ataupun berhenti secara tiba-tiba, dan baut penguras berfungsi untuk membuang atau menguras oli di dalam mesin, diantara itu dipasang penyekat packing yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oli.
Komponen Bergerak Pada Mesin
-
Torak/Piston
Kegunaan komponen ini adalah:
- Menghisap, mengkompresikan gas baru , membuang gas bekas, dan meneruskan tenaga ke poros engkol (fly wheel) melalui batang piston (connecting rod), selanjutnya mengubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada batang torak.
- Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak
-
Poros Nok
Fungsi poros nok adalah sebagai berikut:
- Membuka katup sesuai urutan pengapian
- Sebagai penggerak distributor, pompa oli dan pompa bensin
-
Poros engkol
Fungsi poros engkol adalah untuk mengubah gerak naik turun piston menjadi gerak putar dan meneruskan gaya putar menuju ke fly wheel. Pada umumnya poros engkol terbuat dari bahan baja karbon tinggi, karena memiliki daya tahan terhadap tekanan yang tinggi. Poros engkol diletakkan diantara blok silinder dan karter (bak oli) yang terhubung langsung dengan batang piston (connecting rod) dan fly wheel. Antara poros engkol dengan blok silinder akan ditopang bantalan (metal jalan) untuk mengurangi tingkat keausan pada poros engkol ketika beroperasi.
-
Timing belt/rantai
Berfungsi untuk menghubungkan cam shaft (poros nok) dengan crank shaft (poros engkol) melalui sprocket (roda gigi) cam shaft dan sprocket crank shaft.
Dalam pelepasan dan pemasangan timing belt yang diperhatikan adalah tanda-tanda yang terdapat pada sprocket cam shaft dan sprocket crank shaft. Jika Tanda tersebut tidak tepat, maka menyebabkan timing bukaan katup tidak tepat, dan akibatnya akan menurunkan kinerja mesin. Jika kesalahan pemasangan tanda pada sprocket terlalu jauh maka dapat berakibat terjadinya tabrakan antara katup dengan piston sehingga dapat merusakkan bagian piston maupun katup.
Saat pemasangan timing belt tidak boleh terlalu tegang (kencang) ataupun terlalu renggang (kendur). Jika terlalu kencang akan berakibat timing belt akan cepat putus, sedangkan jika terlalu kendur akan berakibat sabuk slip (gigi sabuk loncat) serta dapat menimbulkan bunyi.
-
Roda Penerus
Berfungsi untuk menyimpan tenaga putar dari poros engkol selama langkah piston. Pada saat ini poros engkol berputar terus-menerus karena adanya roda penerus, sehingga mesin tidak akan kehilangan tenaga dan getaran pada mesin dapat diperkecil. Roda penerus juga dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi sebagai perkaitan dari roda gigi motor starter. Pada transmisi otomatis tidak menggunakan roda penerus tetapi menggunakan torque converter.