Biaya produksi merupakan salah satu biaya yang harus diperhitungkan dengan matang. Karena dengan mengetahui jumlah biaya yang harus dikeluarkan, maka perusahaan dapat mengambil keputusan-keputusan yang penting dalam proses produksi produk.
Perlu diketahui bahwa tidak semua usaha atau bisnis yang dijalankan atau dirintis berhasil dan sukses. Beberapa usaha bahkan mengalami kebangkrutan diawal berdirinya. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut salah satunya adalah karena salah dalam memperhitungkan biaya produksi. Biaya produksi merupakan aspek yang cukup penting dalam pelaporan keuangan perusahaan. Dalam dunia Akuntansi Biaya, biaya produksi merupakan salah satu komponen yang terdapat pada Laporan Laba Rugi (Income Statement). Pada artikel ini saya akan membahas mengenai konsep produksi agar kalian yang ingin berwirausaha bisa sedikit terbantu setelah membaca tulisan ini.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi atau produk mengacu pada biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah usaha atau bisnis dari pembuatan produk atau menyediakan layanan. Biaya produksi dapat mencakup berbagai biaya, seperti tenaga kerja, bahan baku, pasokan manufaktur yang dapat dikonsumsi, dan overhead umum. Biaya produk juga dapat mencakup biaya yang timbul sebagai bagian dari pengiriman layanan kepada pelanggan. Pajak yang dipungut oleh pemerintah ditanggung oleh perusahaan juga termasuk ke dalam biaya produksi.
Tiga Kategori Umum Biaya Produksi
- Biaya bahan baku (direct material cost)
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan bahan jadi. bahan-bahan yang digunakan secara langsung dalam proses pembuatan produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Contohnya pabrik furniture, membutuhkan kayu, kulit atau kain, dan vinil untuk membuat kursi dan meja.
- Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Biaya tenaga kerja adalah jumlah semua upah yang dibayarkan kepada karyawan, serta biaya imbalan kerja dan pajak gaji yang dibayarkan oleh pemberi kerja. Biaya tenaga kerja dipecah menjadi biaya langsung dan tidak langsung (overhead). Biaya langsung termasuk upah untuk karyawan yang menghasilkan produk, termasuk pekerja di jalur perakitan, sementara biaya tidak langsung terkait dengan tenaga kerja pendukung, seperti karyawan yang memelihara peralatan pabrik.
Contohnya sebuah Perusahaan XYZ Furniture merencanakan harga penjualan untuk kursi ruang makan. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya-biaya yang dapat dilacak langsung ke produksi. Misalnya, Perusahaan XYZ Furniture membayar pekerja untuk menjalankan mesin yang memotong kayu menjadi potongan-potongan tertentu untuk perakitan kursi, dan biaya itu adalah biaya langsung. Di sisi lain, Perusahaan XYZ Furniture memiliki beberapa karyawan yang memberikan keamanan untuk pabrik dan gudang; biaya tenaga kerja tersebut bersifat tidak langsung, karena biaya tidak dapat dilacak ke tindakan produksi tertentu.
- Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Factory overhead cost merupakan semua biaya untuk bahan-bahan yang tidak langsung digunakan dalam produksi, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti, biaya pemeliharaan pabrik, biaya pemasaran dan promosi, bahan tambahan atau penunjang, pajak, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan lain-lain. Biaya Overhead merupakan elemen biaya tetapi biaya tambahan dan tidak dapat langsung ditambahkan ke pekerjaan tertentu.
Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi dihitung untuk menentukan harga pokok produksi maupun harga pokok penjualan produk. Harga pokok produksi merupakan harga yang mengacu pada biaya langsung untuk memproduksi barang yang dijual oleh suatu perusahaan. Jumlah ini termasuk biaya bahan dan tenaga kerja yang langsung digunakan untuk menciptakan barang. Tidak termasuk biaya tidak langsung, seperti biaya distribusi dan biaya tenaga penjualan. Berdasarkan volume kegiatan produksi, biaya produksi dibedakan menjadi berikut ini.
Lima Jenis Biaya Produksi Berdasarkan Volume Kegiatannya
- Biaya Tetap (Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap (Fixed Cost/FC) adalah biaya yang tidak berubah dengan jumlah output yang dihasilkan. Artinya, mereka harus dibayar bahkan jika tidak ada output produksi sama sekali. Misalnya, jika Anda ingin membuka restoran burger, Anda harus membayar sewa untuk lokasi Anda. Katakanlah 10 juta per bulan. Ini adalah biaya tetap karena tidak masalah jika dan berapa banyak burger yang Anda jual, Anda masih harus membayar sewa. Demikian pula, Anda harus membayar gaji pelayan Anda, terlepas dari jumlah burger yang mampu ia layani. Maka Anda harus membayar sesuai gaji yang disepakati. Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka grafik dari biaya tetap akan seperti garis lurus mendatar. Lihat gambarnya dibawah ini
- Biaya Variabel (Variabel Cost/VC)
Biaya Variabel (Variabel Cost/VC) merupakan biaya yang berubah dengan jumlah output yang dihasilkan. Artinya, mereka biasanya meningkat dengan meningkatnya output dan sebaliknya. Tidak seperti biaya tetap, biaya variabel tidak dikeluarkan jika tidak ada produksi. Karena itu, mereka biasanya dilaporkan per unit. Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, maka akan semakin besar juga biaya variabel yang dikeluarkan. Hal yang termasuk ke dalam biaya variable di antaranya, bahan baku dan tenaga kerja harian.
- Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya Total (Total Cost/TC) merupakan jumlah total biaya tetap dan total biaya variabel. Ini mencakup semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Prumus perhitungan biaya total adalah sebagai berikut.
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total Cost (biaya total) FC = Fixed Cost (biaya tetap)
VC = Variabel Cost (biaya variabel)
Biaya total akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya variabel, oleh karena itu jumlah biaya total akan mengalami kenaikan dan penurunan tergantung biaya variabel yang dikeluarkan. Grafik dari biaya total adalah sebagai berikut.
- Biaya Marjinal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marjinal (Marginal Cost/MC) adalah biaya produksi satu unit output lagi. Artinya, ini memberi tahu kita berapa total biaya yang meningkat jika unit tambahan diproduksi. Biaya marjinal adalah faktor penting untuk pengambilan keputusan dalam konteks proses produksi karena dapat digunakan untuk menghitung tingkat output yang optimal. Misalnya sebuah perusahaan mesin cuci memproduksi 200 unit, biaya total yang dikeluarkansebesarRp.200.000.000.-. Apabila biaya total 201 unit menjadi sebesar Rp. 202.000.000,-, maka biaya 1 unit mesin cuci tambahan adalah Rp. 2.000.000.-. biaya tambahan tersebut merupakan buaya marjinal. Biaya marjinal dapat dirumuskan, sebagai berikut.
Keterangan:
∆TC = Perubahan total biaya
∆Q = Perubahan quantity
Penambahan produksi satu unit output atau produk tidak akan menambah biaya tetap yang harus dikeluarkan, tetapi hanya menambah biaya variabel total yang harus dikeluarkan. Kurva Biaya Marginal yang terbentuk (MC) menyerupai huruf U.
- Biaya Rata-rata (Average Cost)
Biaya rata-rata didefinisikan sebagai total biaya dibagi dengan jumlah output (yaitu jumlah unit yang diproduksi). Ini adalah faktor penting ketika datang untuk membuat keputusan produksi karena memberi tahu kita berapa unit biaya output yang khas. Selain biaya total rata-rata, Anda juga dapat menghitung biaya tetap rata-rata, misalnya Total biaya tetap/jumlah unit yang diproduksi dan biaya variabel rata-rata, misalnya biaya variabel total/jumlah unit yang diproduksi. Dengan memperhitungkan biaya rata-rata maka dapat diketahui keberhasilan usaha atau bisnis yang sedang dijalankan.
Biaya rata-rata juga bisa dibedakan menjadi tiga berdasarkan total jumlah per unitnya, yaitu sebagai berikut.
- Biaya total rata-rata (average total cost) adalah biaya total dibagi jumlah unit yang diproduksi atau bisa dirumukan seperti dibawah ini:
Keterangan:
ATC = Average Total Cost (biaya total rata-rata)
TC = Total Cost (Biaya total)
Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)
- Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) adalah biaya tetap per unit output. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berbeda dengan perubahan output. AFC dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan tingkat output.rata-rata biaya tetap yang harus dikeluarkan selama periode produksi. Biaya tetap rata-rata (AFC) sama dengan total biaya tetap (TFC) dibagi dengan output (Q):
Keterangan:
AFC = Average Fixed Cost( biaya tetap rata-rata)
TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap)
Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)
Dari sumus perhitungan biaya tetap rata-rata di atas dapat dilihat bahwa jika jumlah produksi produk semakin banyak, maka biaya tetap rata-ratanya semakin kecil.
- Biaya variabel rata-rata (average variable cost) adalah total biaya variabel per unit, termasuk bahan dan tenaga kerja, dalam produksi jangka pendek yang dihitung dengan membagi biaya variabel total dengan total output. Oleh karena itu, perubahan dalam output (Q) menyebabkan perubahan dalam biaya variabel.
Keterangan:
AVC = Average Variable Cost (biaya variabel rata-rata)
TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total)
Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)