BAB II
Jawa terletak di sebelah selatan garis ekuator pada suatu iklim yang diperkirakan para bijak kuno tidak bisa dihuni, yang percaya bahwa panas yang membakar membuat tanahnya begitu tandus dan gersang sehingga tidak mampu menghasilkan apapun untuk kelangsungan hidup manusia. Dari bulan Juli sampai November di hari terpanas, thermometer Fahrenheit selalu berada dalam kisaran 840 dan 900. Hangatnya udara berkurang secara cepat saat mendekati wilayah pegunungan yang terletak di bagian selatan pulau. Tahun dibagi menjadi 2 musimyang satu dinamakan musim timur atau musim kering, sementara yang lain musim barat atau musim penghujan.
Produk utamanya adalah lada yang sebagian besar tumbuh dibagian barat pulau Jawa. Beras, Oryza sativa, adalah produksi Jawa yang kedua dan ditumpuk dalam jumlah besar terutama di kerajaan Pulau Jawa. Jawa telah disebut sebagai lumbung Timur karena produksi padinya yang melimpah. Gula juga diproduksi dalam jumlah besar di Jawa dan di bawa ke Batavia. Produksi keempatnya adalah kopi. Namun wilayahnya hannay di Cirebon dan Jakarta. Benang katun dan garam juga merupakan objek perdagangan di Jawa. Produk lainnya adalah nila indigo yang sebagian besar dikapalkan ke Eropa. Nilai kepentingan yang hebat dari pulau ini bagi Kompeni memang sangat tampak. Ia menghasilkan barang-barang yang diperlukan dalam perdagangan.
Para penduduk pribumi kesemuanya disebut orang Jawa. Orang Jawa merupakan kaum poligamis, mereka menikahi perempuan sebanyak yang mereka bisa pelihara. Tempat tinggal mereka mungkin disebut gubuk bukan rumah, karen hanya dari belahan bambu. Makanan pokok mereka adalah nasi rebus dengan sedikit ikan dan mereka minum air. Mereka tidak memiliki meja atau kursi, namun duduk bersila di lantai tanah atau di atas tikar. Sabung ayam merupakan hiburan favorit. Sejenis permainan tenis juga hiburan favorit bagi mereka yang lihai memainkannya. Cara menghormati mereka adalah dengan menyentuh dahi dengan tangan kanan dan dibarengi sedikit membungkukkan tubuh.
BAB III
Kota Batavia yang karena kecantikan bangunan-bangunannya dan ramainya perdagangan didalamnya juga dijuluki Ratu dari Timur, terletak sangat dekat dengan laut, di atas sebuah lahan yang subur, di kerajaan Jakarta, di sisi kiri dan kanan sungai yang memiliki nama sama yang membelah tengah kota ke dalam dua bagian. Kota Batavia berbentuk persegi dan memanjang, sisi terpendeknya menghadap utara dan selatan, dan ada yang terpanjang timur dan barat. Kapal-kapal yang menjadi milik para saudagar bebas disandarkan dan diperbaiki di antara dermaga-dermaga pada sisi barat. Ada pula sebuah benteng air yang mempunyai tujuan untuk mempertahankan jalur itu dan jalur masuk sungai.
Batavia memiliki lima gerbang, satu ada di sisi timur, dinamakan gerbang Rotterdam dua pada sisi selatan, gerbang New dan gerbang Diest satu di barat, gerbang Utrecht dan satu rumah (poundage) yang setiap tahun dibayarkan oleh setiap rumah ditetapkan berjumlah sewa separoh bulan. Rumah-rumah tidak disewakan per tahun, namun per bulan. Pinggiran kota Batavia terkenal keluasannya, kenyamanannya dan populasinya yang besar. Setiap orang China yang memiliki profesi diwajibkan membayar pajak komunitas bulanan sebesar setengah ducatoon enam shilling. Di setiap rumah ada sebuah ruangan atau tempat dimana salah satu gambaran jostjes atau sesembahan mereka, dilukis pada kertas China, digantung. Mereka juga mengadukan nasib mereka kepada para sesembahan itu pada saat menghadapi suatu masalah atau pekerjaan yang penting.
Lingkungan Batavia yang menyenangkan dan di setiap tempat hampir selalu dialiri oleh sungai-sungai kecil, dimana sawah-sawah yang berada di sekitarnya digenangi dan dipupuk pada musim yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Stockdale, John Joseph. 2011. Eksotisme Jawa. Ragam Kehidupan dan Kebudayaan Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Progresif Books.