• Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
MAS Al Ahrom Karangsari
  • Beranda
  • Visi dan Misi Madrasah
  • Pengumuman Madrasah
  • Menu Madrasah
    • Pendidik dan Tenaga Pendidik
    • RDM Madrasah
    • Info Madrasah
    • Pengumuman Kelulusan
    • Struktur Organisasi Madrasah
      • Struktur Organisasi Komite Madrasah
      • Struktur Organisasi Tata Usaha
      • Struktur Organisasi Perpustakaan
      • Struktur Organisasi Laboratorium Komputer
    • Mata Pelajaran
    • Pembelajaran
      • KTI Siswa-Siswi
      • Jurnal Madrasah
      • Jurnal Pengetahuan
      • Artikel Madrasah
    • Sarana Prasarana
  • Warga Madrasah
    • Pendaftaran
    • Login
    • Reset Password
    • Anggota
  • EN
No Result
View All Result
MA Al Ahrom Karangsari
No Result
View All Result

Home > Sejarah > Keterkaitan Manusia Hidup Dalam Konsep Ruang Dan Waktu

Keterkaitan Manusia Hidup Dalam Konsep Ruang Dan Waktu

Yulianto Wahyu Saputra by Yulianto Wahyu Saputra
Desember 3, 2022
in Sejarah

Manusia dan sejarah memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tanpa sejarah manusia sebagai makhluk hidup patut dipertanyakan keberadaan dan aktifitasnya. Demikian juga dengan sejarah, tanpa manusia tak akan ada sejarah. Hal ini dikarenakan bahwa sejarah adalah peristiwa hasil dari perbuatan manusia.

Terdapat tiga unsur utama dalam sejarah,yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiganya saling berkait dan berinteraksi secara  kronologis dan berkesinambungan sehingga membentuk suatu peristiwa sejarah.

Kesinambungan itu terjadi karena manusia dalam kehidupannya diikat  oleh waktu dan ruang. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, ketiga-tiganya menunjukkan adanya kesinambungan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa sekarang akan menentukan masa depan.

Jadi, sejarah pada dasarnya bukan hanya bicara masa lalu, sejarah pada dasarnya berbicara  kehidupan  manusia dalam konteks waktu dan ruang.

Manusia

Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah aktor utama yang sangat menentukan suatu peristiwa sejarah, sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. 

Ketika kita mempelajari sejarah, maka kita sedang mempelajari manusia, baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial, ataupun makhluk politik. Fungsi dan kedudukan manusia di muka bumi akan menghasilkan berbagai peristiwa penting dalam kehidupan umat manusia, yaitu sejarah.

Dalam hal ini manusia menempatkan dirinya sebagai makhluk yang cerdas, memiliki peradaban, dan berjuang mempertahankan hidup agar menjadi lebih baik. Manusia menggunakan akal pikiran, hati nurani, dan nafsunya untuk memunculkan ide-ide kreatif yang membentuk sebuah peradaban atau budaya.

Proses ini memunculkan adanya interaksi manusia dengan lingkungannya, Interaksi manusia dengan manusia lain, dan interaksi manusia dengan Sang Pencipta (Tuhan). Keselurunan aktivitas manusia inilah yang melahirkan sejarah dalam kehidupan umat manusia.

Manusia dalam sejarah dapat mencakup dua peran, yaitu manusia sebagai subjek dalam sejarah dan manusia sebagai objek dalam sejarah. Manusia sebagai subjek sejarah berarti tindakan manusia dalam menentukan arus kesejarahan. Peran ini kebanyakan dilakukan oleh para sejarawan yang meneliti dan menulis peristiwa masa lalu. Manusia sebagai subjek sejarah cenderung bersifat subjektif. Objektvitas penceritaan sejarah oleh manusia sangatlah rendah.

Tahukah Anda mengapa demikian ini disebabkan oleh ikatan emosional dan intelektual dalam diri setiap manusia. Orang Indonesia yang menulis tentang sejarah perjuangan Indonesia dalam menghadapi penjajan enu usalnnya akan iebih membela kepentingan rakyat Indonesia yang dijajah.

Sebaliknya, apabila orang Belanda menulis tentang sejarah yang melibatkan mereka, tentunya akan lebih mengarah kepada pembelaannya terhadap latar belakang dan asal negerinya. Realitas dalam sejaran tidak memiliki makna dengan sendirinya. Akan tetapi, realitas itu dimaknai oleh manusia-manusia yang menentukan arus kesejarahan.

Sehingga makna yang didapat pun berbeda satu sama lain. Di sinilah tantangan bagi para Sejarawan, di mana mereka dituntut untuk memaknai isi sejarah seobjektif mungkin dengan pemakaian sudut pandang masa kini dalam mendalami isi sejarah yang memiliki sudut pandang masa lalu yang tentu berbeda.

Manusia sangat memengaruhi sejarah karena manusia yang membuat sejarah. Karena manusia yang mengendalikan sejarah berarti menegaskan kedinamisan ininya. Karena manusia yang membuat sejarah, sudah seharusnya setiap dari diri kita menjadi Seorang sejarawan. Minimal sejarawan bagi diri sendiri (every man is own historians)

Dalam sudut pandang manusia sebagai objek sejarah, manusia merupakan objek sejarah yang dikaji oleh subjek. Objek pembahasan sejarah berkisar pada kehidupan umat manusia yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, manusialah yang menjadi sasaran pembahasan dalam sejarah dan menentukan warna kehidupan di muka bumi. Tinggi rendahnya sejarah sebuah bangsa ditentukan oleh segenap aktivitas manusia sebagai objek pembahasan sejarah.

Kecenderungan manusia sebagai makhluk sosial mengandung konsekuensi bahwa manusia berusaha untuk hidup bersama dengan orang lain membentuk suatu komunitas masyarakat yang memilki ciri-ciri spesifik, termasuk sejarahnya. Kecenderungan manusia atas sejarah memungkinkan manusia memiliki suatu kemampuan untuk merekam jejak-jejak Sejaran dan berusaha mewariskan masa lalunya.

Hal inilah yang disebut dengan istilah tradisi sejarah, Jadi, tradisi sejarah merupakan kemampuan yang dimiliki suatu masyarakat untuk merekam dan mewariskan masa lalunya kepada generasi yang akan datang. Hal ini berlaku Daik pada masa prasejarah (masyarakat belum mengenal tulisan) ataupun pada masa sejarah (telah mengenal tulisan). Pada masa prasejarah, masyarakat memiliki tradisi sejarah dengan media folklor, dongeng, mitologi, dan budaya yang dimilikinya.

Sementara masyarakat yang telah mampu mengenal tulisan, meninggalkan jejak-jejak sejarah melalui rekaman tertulis berupa prasasti, dokumen, dan kitab-kitab yang dihasilkannya. Di sinilah peran manusia memegang kunci pokok sebagai subjek dan objek sejarah.

Ruang

Pembahasan sejarah akan melibatkan unsur ruang/tempat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ruang adalah sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang (di bawah rongga rumah). Ruang juga diartikan sebagai rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang.

Sejarah, dimensi ruang atau tempat merupakan unsur terpenting yang akan menjadi identitas dari peristiwa sejarah yang berlangsung, yaitu di mana tempat terjadinya peristiwa sejarah tersebut. Unsur ruang/tempat dari peristiwa sejarah berkaitan dengan lingkungan geografis, lengkap dengan segala keunikan yang dimilikinya baik keunikan dari faktor alam ataupun budaya yang melingkupi peristiwa sejarah tersebut.

Dalam kehidupannya, manusia memiliki komunitas dengan identitas masing-masing. ldentitas inilah yang membedakan satu komunitas dengan komunitas lainnya, baik identitas kesukuan, identitas budaya, dan identitas geografis. Pada akhirnya sebuah peristiwa sejarah yang berlangsung akan memiliki unsur ruang yang menjadi identitas peristiwa tersebut.

Sebagai contoh, timbulnya kerajaan Hindu-Buddha di lndonesia di berbagai tempat akan menghasilkan berbagai corak dan ciri masing-masing. Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur berbeda ciri dan coraknya dengan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Hal inilah yang dimaksud dengan dimensi ruang dalam peristiwa sejarah.

Konsep Waktu

Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.

Contoh Konsep Waktu

Pembagian Zaman Prasejarah di Indonesia.

Zaman prasejarah adalah suatu pembabakan dalam periode sejarah yang berlangsung cukup lama.  Ditandai dengan belum ditemukanya salah satu peradapan manusia berupa keterangan tertulis atau zaman manusia belum mengenal tulisan dan di periode ini ditandai dengan cara hidup berburu dan memungut bahan makanan yang tersedia di alam atau disebut zaman paleolithikum atau zaman batu tua.

Ciri masyarakat pada zaman ini adalah hidup sebagai masyarakat primitif. Kehidupan masyarakatnya masih memenuhi kebutuhan hidupnya pada kebutuhan kebutuhan yang paling dasar atau pokok.

Pembagian zaman prasejarah di Indonesia menurut arkeolog. Arkeologi: Ilmu kepurbakalaan yang mempelajari peninggalan-peninggalan sejarah purbakala manusia purba berupa benda-benda budaya, artefak untuk menyusun kembali (rekonstruksi) kehidupan manusia dan masyarakat purba. Antara lain sebagai berikut :

A. Zaman Batu

Zaman ini terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

  1. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

    Disini inti kegiatan sehari hari mereka adalah hidup berburu serta mereka mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu. Kegiatan seperti itu disebut peradapan  food gathering atau pengumpul makanan tahap awal.

  2. Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

    Ciri utama peradaban ini adalah manusianya telah bertempat tinggal tetap dan diperlukan waktu ribuan tahun untuk mencapai taraf hidup tetap.manusia pada zaman ini bertempat tinggal digua yang disebut peradaban Abris Sous Roche.

  3. Zaman Batu Muda (Neolitikum)

    Ciri utama zaman batu muda adalah manusia telah menghasilkan makanan atau menjadi pendukung food producing  walaupun proses kearah terbentuknya masyarakat food producing  memerlukan waktu ribuan tahun. Perubahan tersebut dianggap sebagai satu revolusi  sebab sejak saat itulah keadaan masyarakat dengan sistem sosialnya terbentuk. Manusia pendukung peradaban ini sudah bertempat tinggal menetap bercocok tanam, beternak, mengembangankan perikanan atau dengan kata lain telah mengembangkan kebudayaan agraris walaupun masih dalam tinggkatan yang masi sangat sederhana.

  4. Zaman Batu Besar (Megalitikum)

    Pada zaman ini adalah manusia pendukungnya telah menciptakan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu. Bangunan-bangunan yang berkaitan dengan sistem kepercayaan mereka diataranya menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak dan arca. Manusia pendukung peradaban zaman batu percaya kepada roh nenek moyang serta pohon-pohon besar sebagai sistem kepercayaan mereka atau sering disebut animisme dan dinamisme.

B. Zaman Logam

Perlu ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara dominan.

Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian. Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.

  1. Zaman Perunggu

    Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

  2. Zaman Besi

    Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Pembagian zaman prasejarah di Indonesia menurut Geologi atau ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari:

  1. Arkaekum/zaman tertua.

    Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan.

  2. Paleozoikum / zaman primer atau zaman hidup tua.

    Zaman ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung.

  3. Mesozoikum/zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan.

    Zaman ini berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar sehingga pada zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka muncul kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan.

  4. Neozoikum/zaman hidup baru. Zaman ini dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu:
  1. Tersier/zaman ketiga.

    Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting dari zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti jenis primata, contohnya kera.

  2. Kuartier/zaman keempat. Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Dan zaman ini dibagi lagi menjadi dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman Pleistocen dan Holocen.

    I. Zaman Pleitocen/Dilluvium yaitu Berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba.

    II. Zaman Holocen/Alluvium yaitu Berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu dan terus berkembang sampai dewasa ini. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang.

Pembagian Zaman Menurut Corak Kehidupan

Pembagian zaman prasejarah di Indonesia menurut Corak kehidupan, antara lain :

  1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering)

Aktivitas berburu dan mengumpulkan (meramu) makanan merupakan aktivitas sederhana yang bisa dilakukan manusia ketika itu. Mereka tinggal mengambil makanan secara langsung  dari alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan atau biasa disebut food gathering.

  1. Masa bercocok tanam

Pada awal bercocok tanam, mereka melaksanakan peladangan berpindah atau pertanian lahan kering (shifting cultivation). Pelaksanaan system ini dilakukan dengan cara membuka hutan untuk ditanami dan mereka akan berpindah lokasi pertanian ke lahan yang lain apabila dirasa lahan yang mereka tanami sudah tidak produktif lagi.

System peladangan dapat dilaksanakan oleh mereka ketika jumlah penduduknya masih sedikit, dan hutan sebagai lahan pertanian masih luas. Karena jumlah penduduk bertambah, kebutuhan bahan makanan semakin banyak dan akibatnya system perladangan lambat laun menjadi tidak efektif lagi, ditambah lahan pertanian yang diubah menjadi lahan pemukiman.

  1. Masa pertukangan (perundagian)

Masa di mana manusia sudah mengenal pengolahan logam. Hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan terbuat dari bahan logam. Adanya penggunaan logam, tidaklah berarti hilangnya penggunaan barang-barang dari batu. Pada masa perundagian, manusia masih juga menggunakan barang-barang yang berasal dari batu.

Penggunaan bahan dari logam tidak begitu tersebar luas sebagaimana halnya bahan dari batu. Persediaan logam sangat terbatas. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki barang-barang dari logam.

  1. Masa mengenal kepercayaan

Pada saat itu masyarakat sudah mengenal kepercayaan pada tingkat awal. Mereka yakin bahwa ada hubungan antara orang yang sudah meninggal dan yang masih hidup. Mereka telah mengenal kepercayaan sistem penguburan sebagai bukti penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal.

Hal ini terbukti dengan didirikan kuburan sebagai bukti penghormatan terakhir pada orang yang meninggal. Hal ini menunjukkan bahwa telah muncul kepercayaan pada masa berburu dan meramu. Dengan penguburan berarti telah muncul konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang yang sudah meninggal dengan yang masih hidup.

Manusia purba di Indonesia pada masa ini diperkirakan sudah mengenal bahwa jenazah manusia itu harus dikubur. Kesadaraan akan adanya kekuatan gaib di luar perhitungan manusia. Itulah yang menjadi dasar kepercayaan.

Kesimpulan Keterkaitan Manusia Ruang Dan Waktu Pada Sejarah

Dengan demikian, waktu tidak sekadar alat atau instrumen yang menakjubkan, tetapi sebagai nilai pada dirinya sendiri, menjadi variabel independen, variabel utama, faktor determinan dalam kehidupan sosial kita. Begitu pentingnya waktu dalam kehidupan manusia Jika waktu telah berlalu sudah dipastikan tidak dapat bisa diulang kembali. Berkaitan antara waktu dengan peristiwa sejarah dan manusia menjadi pelakunya, meliputi empat hal yaitu sebagai berikut:

a. Perkembangan

Perkembangan masyarakat terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contoh paling jelas adalah perkembangari demokrasi Amerika Serikat yang mengikuti perkembangan kota.

b. Kesinambungan

Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Contohnya, kolonialisme adalah kelanjutan dari patrimonialisme.

c. Pengulangan

Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau terjadi lagi pada masa selanjutnya. Contohnya, runtuhnya pemerintahan Orde Lama akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh demonstrasi tahun 1966. Peristiwa itu kembali terjadi di mana pemerintahan orde baru mengalami keruntuhan akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh demonistran tahun 1998.

d. Perubahan

Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran dan perkembangan. Biasanya perubahan ini terjadi akibat pengaruh dari luar. Contohnya,Perubahan tata Budaya kesukuan masyarakat di Nusantara zaman dahulu menjadi sistem kerajaan yang dianggap sebagai hasil pengaruh masuknya agama Hindu-Budha di Nusantara.

Oleh karena itu, peristiwa sejarah tidak pernah putus dari rangkaian masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah sebuah Kontinuitas (kesinambungan). Dengan belajar sejarah, manusia bisa belajar dari pengalaman masa lalu, mencermati dan menggunakan pengalaman masa lalu pada masa kini, serta merencanakan kehidupan yang lebih baik dan menghindari kesalahan-kesalahan pada masa yang akan datang.

Masa yang akan datang merupakan hal yang Sangat penting dari kehidupan manusia. Pengalaman masa lalu yang perlu dipelajar tidak nanya masa lalu diri sendiri, tetapi juga orang lain terutama orang-orang yang sukses dan pemimpin besar.

Konsep tentang ruang dan waktu melekat dalam eksistensi manusia. Pemahaman tentang Onsep ruang dan waktu akan memberikan pandangan realitas kehidupan manusia. Hal tersebut memunculkan pemikiran-pemikiran kontemporer. Pemikiran-pemikiran tersebut dituangkan manusia dalam berbagai karya tertulis sehingga manusia lain atau manusia lain atau manusia pada masa yang akan datang dapat mempelajarinya.

Karya tersebut Juga bisa menjadi media eksistensi dari si penulis sehingga dapat diketahui bahwa dia berada pada suatu masa. Dengan memahami konsep ruang dan waktu melalui penyingkapan suatu peristiwa daiam Kehidupan manusia memberikan inspirasi hidup untuk berani mengambil Keputusan terhadap berbagai kemungkinan alternatif dan kemungkinan masa depan.

Hal ini penting sebagai sikap hidup yang bertanggung jawab atas segala keputusan yang menjadi pilihan hidup manusia walaupun secara eksistensial, manusia sebelumnya tak pernah tahu dari mana, mau ke mana, serta mengapa manusia harus hidup dan kemudian mati.

Pentingnya pembahasan tentang hakikat hidup dalam konsep ruang dan waktu memiliki dua pengaruh, yaitu eksternal dan internal. Pengaruh eksternal, yaitu sebagai suatu landasan sikap hidup manusia di tengah hiruk-pikuknya kehidupan di era global yang penuh dengan benturan berbagai nilai humanistik dalam berhadapan dengan komunitas yang serba plural.

Kesadaran akan keberadaan manusia dalam komunitas yang plural ini akan menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi sehingga diharapkan dapat mengurangi berbagai konflik dalam hidup bersama sebagai anggota masyarakat dalam suatu negara maupun dalam konteks yang universal, yaitu sebagal bagian dari umat manusia seluruh dunia. Adapun pengaruh intrinsik adalah kearifan seseorang dalam memandang dan menghadapi setiap kejadian,peristiwa, dan masalah dalam hidupnya.

Related Article

Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni Pada Ilmu Pengetahuan Sosial

Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni Pada Ilmu Pengetahuan Sosial

Januari 6, 2022
Kesadaran Terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa

Kesadaran Terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa

Mei 23, 2022
Mengenal Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Mengenal Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Januari 6, 2022
Ruang Lingkup Sejarah

Ruang Lingkup Sejarah – SEJARAH INDONESIA KELAS 10 IIS

Desember 30, 2024
Previous Post

Perang Afghanistan dan Uni Soviet Bentuk Spionase Perang Dingin

Next Post

Eksotisme Jawa, Ragam Kehidupan dan Kebudayaan Masyarakat Jawa (Bagian.1)

Latest Posts

MENCIUS DAN XUN ZI : KONFUSIANISME NEGARA BERLANDASKAN KEMANUSIAAN (SELESAI)

MENCIUS DAN XUN ZI : KONFUSIANISME NEGARA BERLANDASKAN KEMANUSIAAN (SELESAI)

by Yulianto Wahyu Saputra
April 18, 2025
0

Xun Zi (289-238 SM) Pribadi dan Latar Belakang Xun Zi dikenal pula dengan nama Xúnqĭng atau Xúnkuáng. Ia adalah warga...

Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu-Buddha di Indonesia

Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia

by Yulianto Wahyu Saputra
Maret 28, 2025
0

Kerajaan Hindu-Budha merupakan masa dimana Indonesia (dahulu Nusantara) memasuki era menjadi pemeluk agama Hindu-Budha, bukan hanya masyarakatnya namun bentuk tata...

Pemikiran Gus Dur tentang Pluralisme Agama di Indonesia (Bagian.1)

Pemikiran Gus Dur tentang Pluralisme Agama di Indonesia (Bagian.1)

by Yulianto Wahyu Saputra
Januari 12, 2025
0

Pemikiran Gus Dur tentang Pluralisme Agama di Indonesia Agama adalah sarana manusia untuk dekat dengan Tuhan-Nya, Agama adalah sarana manusia...

Ruang Lingkup Sejarah

Ruang Lingkup Sejarah – SEJARAH INDONESIA KELAS 10 IIS

by Yulianto Wahyu Saputra
Desember 30, 2024
0

Ruang lingkup sejarah adalah segala aspek yang berada pada disiplin ilmu sejarah itu sendiri. Ruang lingkup sejarah dapat menjadi dasar...

LPI dan LASWI, Para Pejuang Perempuan Masa Kemerdakaan Indonesia

LPI dan LASWI, Para Pejuang Perempuan Masa Kemerdakaan Indonesia

by Yulianto Wahyu Saputra
Oktober 1, 2024
0

Revolusi fisik tahun 1945-1949 di Indonesia telah menguras tenaga seluruh rakyat Indonesia, baik laki-laki, wanita, yang tua maupun muda semuanya...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Disclaimer.

Popular Posts

Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
Jurnal Artikel

Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

by Operator
Desember 22, 2021
0

Model pembelajaran contextual teaching and learning atau kontekstual pertama kali dikemukakan oleh John Dewey, seorang ahli pendidikan berkewarganegaraan Amerika Serikat, pada...

modul sejarah peminatan kelas 11

Modul Sejarah Kelompok Peminatan Kelas 11 SMA/MA

by Operator
Mei 25, 2022
0

modul sejarah indonesia kelas 12

Modul Sejarah Kelompok Peminatan Kelas 12 SMA/MA

by Operator
November 28, 2024
0

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya di Negara Indonesia

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya

by Fatkul Mansyah
Januari 13, 2022
0

No Result
View All Result

Kategori

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya

Sejarah Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam

Hukum Internasional : Pengertian, Tujuan Serta Ruang Lingkupnya

Proses Mengambil Ukuran Dalam Menjahit

Jenis-Jenis Protozoa Dalam Ilmu Biologi

MA AL Ahrom Karangsari

Madrasah yang berdiri sejak tahun 2009, terletak di jalan Nangka No. 45 Karangsari, Karangtengah, Demak.

logo footer ma al ahrom

Bantuan

  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami

Sosial Media MA AL AHROM

Mari Follow dan Ikuti setiap kegiatan MA AL Ahrom Karangsari di social media kami.

© 2021 MA Al Ahrom Karangsari – Design by MA Al Ahrom.

  • EN
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Visi dan Misi Madrasah
  • Pengumuman Madrasah
  • Menu Madrasah
    • Pendidik dan Tenaga Pendidik
    • RDM Madrasah
    • Info Madrasah
    • Pengumuman Kelulusan
    • Struktur Organisasi Madrasah
      • Struktur Organisasi Komite Madrasah
      • Struktur Organisasi Tata Usaha
      • Struktur Organisasi Perpustakaan
      • Struktur Organisasi Laboratorium Komputer
    • Mata Pelajaran
    • Pembelajaran
      • KTI Siswa-Siswi
      • Jurnal Madrasah
      • Jurnal Pengetahuan
      • Artikel Madrasah
    • Sarana Prasarana
  • Warga Madrasah
    • Pendaftaran
    • Login
    • Reset Password
    • Anggota

© 2021 MA Al Ahrom Karangsari - Design by MA Al Ahrom.