MENCIUS 孟子 DAN XUN ZI 荀子: DUA PERCABANGAN KONFUSIANISME
PENGANTAR
KONTEKS SEJARAH
Ajaran Konfusius dikembangkan oleh para muridnya. Tidak lama sesudah ia wafat, para muridnya yang berjumlah 70 orang tersebar dan berkeliling menuju kepada para raja / bangsawan. Para murid yang beruntung dapat menempati posisi guru dan menteri. Namun, bagi yang kurang beruntung hanya menjadi guru atau teman dari para pegawai kerajaan saja. Masa Zhanguo (戰國時代) atau perang antarnegara merupakan kondisi yang tidak menyenangkan bagi Konfusianisme, sebab di mana-mana terjadi perang dan ajaran Konfusianisme merosot.
Sesudah Konfusius meninggal, dunia pendidikan Cina didominasi oleh aliran Mo Zi (墨子), ± 480-392 SM. Pada awalnya, ia memasuki sekolah Ru, namun kemudian memisahkan diri dan mulai menyerang ajaran Konfusianisme. Konfusius mengapresiasi adanya peradaban kuno seperti institusi, ritual, musik, dan kepustakaan tradisional yang berasal dari Dinasti Chou awal. Ia juga memberi tempat pada rasionalisasi dan justifikasi pada segala hal yang berhubungan dengan etika. Sementara, Mo Zi mempertanyakan keabsahan dan kegunaannya dan mau menggantinya dengan yang lebih berguna. Tujuan utama dari Mo Zi adalah menentang institusi dan praktik tradisional yang berasal dari Konfusius dan para penganut Konfusianisme.
Meski demikian, masih ada tempat bagi Konfusianisme di negara Ch’i dan Lu. Pada masa pemerintahan Raja Wei (357-320) dan Hsüan (319-301) hiduplah dua tokoh Konfusianisme, yakni Mencius dan Xun Zi. Jeeloo Liu menyebut mereka sebagai filsuf kedua dan ketiga yang terpenting dalam tradisi Konfusianisme.
Dalam ajaran Konfusius, dikenal adanya ajaran inti yaitu Ren. Rén (仁), adalah gagasan sentral dari Konfusianisme yang merupakan kelanjutan yang lebih jernih dari gagasan yang hidup sebelum jaman Konfusius. Ren (humanity, humaneness, rasa kemanusiaan) bukanlah suatu prinsip moral yang memberikan petunjuk dalam hidup, bukan pula suatu tindakan, namun lebih merupakan suatu kualitas adanya manusia (the ideal state of being). Konfusius memberikan ajaran namun tidak memberikan argumen mengapa manusia harus Ren? Konfusius juga memberikan pertanyaan besar mengenai bagaimana orang mesti gigih dalam kebijaksanaan? Adalah ”tugas” dari kedua filsuf di atas untuk menggali pertanyaan mendasar di atas.