• Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
MAS Al Ahrom Karangsari
  • Beranda
  • Visi dan Misi Madrasah
  • Pengumuman Madrasah
  • Menu Madrasah
    • Pendidik dan Tenaga Pendidik
    • RDM Madrasah
    • Info Madrasah
    • Pengumuman Kelulusan
    • Struktur Organisasi Madrasah
      • Struktur Organisasi Komite Madrasah
      • Struktur Organisasi Tata Usaha
      • Struktur Organisasi Perpustakaan
      • Struktur Organisasi Laboratorium Komputer
    • Mata Pelajaran
    • Pembelajaran
      • KTI Siswa-Siswi
      • Jurnal Madrasah
      • Jurnal Pengetahuan
      • Artikel Madrasah
    • Sarana Prasarana
  • Warga Madrasah
    • Pendaftaran
    • Login
    • Reset Password
    • Anggota
  • EN
No Result
View All Result
MA Al Ahrom Karangsari
No Result
View All Result

Home > Sejarah > Proses Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Nusantara

Proses Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Nusantara

Yulianto Wahyu Saputra by Yulianto Wahyu Saputra
Januari 4, 2022
in Sejarah

Hubungan dagang antara Indonesia dan dunia luar merupakan sebab awal adanya pengaruh dan proses masuknya budaya luar khususnya Hindu-Budha ke Indonesia. Dalam konteks ini, J.C. Van Leur dan O.W. Wolters berpendapat bahwa hubungan dagang antara India dan Indonesia sudah terjalin sebelum hubungan dagang antara Indonesia dan Cina.

Oleh karena itu, tak heran muncul pengaruh budaya India di Indonesia, walaupun proses muncul dan berkembangnya budaya India adalah sesuatu yang terpisah dari proses perdagangan. Terkait dengan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha ke Indonesia, terdapat lima teori, yakni:

a.  Teori Brahmana

Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapat perkampungan India di Malaysia dan pantai Timur Sumatera (populer dengan nama Kampung Keling) yang banyak ditempati oleh orang Keling dari India Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama (perkawinan dan kematian).

Van Leur cenderung untuk memberikan peran penyebaran budaya India pada golongan Brahmana. Mereka datang atas undangan para penguasa Indonesia. F.D.K. Bosch menyetujui pendapat Van Leur. Dengan mengamati unsur-unsur budaya India dalam budaya Indonesia, Bosch berpendapat bahwa hanya golongan cendikiawanlah yang dapat menyampaikan budaya India pada bangsa Indonesia.

Golongan tersebut dinyatakan sebagai clerks. Pendeta-pendeta tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur perdagangan. Kedatangan mereka biasanya telah diberitakan lebih dahulu. Mereka kemudian bertemu dengan kalangan istana. Teori brahmana dilSaudaraskan pada prasasti-prasasti  peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.

Selain itu, karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Hanya golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu, karena merekalah yang memahami bahasa Sansekerta. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk melakukan upacara vraytastoma, upacara khusus untuk menghindukan seseorang.

Para Brahmana sengaja didatangkan ke Indonesia karena raja yang telah mengenal brahmana secara khusus sehingga meminta brahmana untuk mengajar di lingkungannya, melaksanakan upacara penobatan raja (abhiseka) dan menjadi penasehat raja, purohita. Tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga menjadi penasehat dalam bidang pemerintahan, peradilan, perundang-undangan, dan sebagainya.

Hanya saja, teori brahmana memiliki kelemahan. Menurut ajaran Hindu kuno seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan kastanya, sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal yang wajar.

b. Teori Waisya

Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan

Kondisi ini terjadi karena pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia.

Kelemahan teori waisya ini terletak pada kurangnya pemahaman akan agama Hindu oleh para pedagang. Untuk melakukan proses memasukkan seseorang pada agama Hindu, para pedagang tidak memiliki pengetahuan tentang keagamaan. Mereka tidak menguasai tata cara pada agama Hindu, dimana kitab sucinya ditulis dalam Bahasa Sansekerta yang hanya dipahami oleh para Brahmana.

c. Teori Ksatria

Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke-2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan.

Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan- kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara.

Keberatan teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Keberatan pertama adalah mengenai kolonisasi. Suatu kolonisasi yang melibatkan penaklukan oleh golongan ksatria tentunya akan dicatat sebagai suatu kemenangan. Catatan demikian tidak ditemukan dalam sumber tertulis di India. Di Indonesia pun tidak terdapat suatu tSaudara peringatan apa pun, misalnya dalam bentuk prasasti.

Keberatan kedua, terletak pada pemahaman bahwa suatu kolonisasi selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat dari tanah asalnya. Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa, pergaulan, dan sebagainya. Dalam kenyataannya, di Indonesia berbeda dengan yang ada di India.

Bukti tentang penyerangan dari kerajaan di India ke Indonesia hanya ada pada berita tentang serangan Kerajaan ColamSaudarala ke Sriwijaya. Kejadian itu pun tidak menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.

d. Teori Sudra

Teori Sudra dikemukakan oleh Van Faber. Teori ini menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau rakyat jelata yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha. Teori ini juga memiliki kelemahan, terkait dengan ketidakmampuan dalam pemahaman agama Hindu oleh kasta sudra ini

e. Teori Arus Balik

Teori arus balik juga sering dinyatakan sebagai Teori Nasional oleh R. Soekmono. Teori ini didasarkan pada Prasati NalSaudara yang berisi tentang pendirian asrama bagi para pelajar di Sriwijaya yang akan menuntut ilmu agama di India.

Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut FDK. Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat nusantara lainnya.

Related Article

MENCIUS DAN XUN ZI : DUA PERCABANGAN KONFUSIANISME (Bagian.2)

MENCIUS DAN XUN ZI : DUA PERCABANGAN KONFUSIANISME (Bagian.2)

Januari 5, 2022
Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu-Buddha di Indonesia

Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia

Maret 28, 2025
Eksotisme Jawa, Ragam Kehidupan dan Kebudayaan Masyarakat Jawa (Selesai)

Eksotisme Jawa, Ragam Kehidupan dan Kebudayaan Masyarakat Jawa (Selesai)

November 2, 2022
Eksotisme Jawa, Ragam Kehidupan dan Kebudayaan Masyarakat Jawa (Bagian.2)

Eksotisme Jawa, Ragam Kehidupan dan Kebudayaan Masyarakat Jawa (Bagian.2)

Januari 5, 2022
Next Post

Awal Dimulainya Perang Dingin 1947-1991

Latest Posts

MENCIUS DAN XUN ZI : KONFUSIANISME NEGARA BERLANDASKAN KEMANUSIAAN (SELESAI)

MENCIUS DAN XUN ZI : KONFUSIANISME NEGARA BERLANDASKAN KEMANUSIAAN (SELESAI)

by Yulianto Wahyu Saputra
April 18, 2025
0

Xun Zi (289-238 SM) Pribadi dan Latar Belakang Xun Zi dikenal pula dengan nama Xúnqĭng atau Xúnkuáng. Ia adalah warga...

Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu-Buddha di Indonesia

Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia

by Yulianto Wahyu Saputra
Maret 28, 2025
0

Kerajaan Hindu-Budha merupakan masa dimana Indonesia (dahulu Nusantara) memasuki era menjadi pemeluk agama Hindu-Budha, bukan hanya masyarakatnya namun bentuk tata...

Pemikiran Gus Dur tentang Pluralisme Agama di Indonesia (Bagian.1)

Pemikiran Gus Dur tentang Pluralisme Agama di Indonesia (Bagian.1)

by Yulianto Wahyu Saputra
Januari 12, 2025
0

Pemikiran Gus Dur tentang Pluralisme Agama di Indonesia Agama adalah sarana manusia untuk dekat dengan Tuhan-Nya, Agama adalah sarana manusia...

Ruang Lingkup Sejarah

Ruang Lingkup Sejarah – SEJARAH INDONESIA KELAS 10 IIS

by Yulianto Wahyu Saputra
Desember 30, 2024
0

Ruang lingkup sejarah adalah segala aspek yang berada pada disiplin ilmu sejarah itu sendiri. Ruang lingkup sejarah dapat menjadi dasar...

LPI dan LASWI, Para Pejuang Perempuan Masa Kemerdakaan Indonesia

LPI dan LASWI, Para Pejuang Perempuan Masa Kemerdakaan Indonesia

by Yulianto Wahyu Saputra
Oktober 1, 2024
0

Revolusi fisik tahun 1945-1949 di Indonesia telah menguras tenaga seluruh rakyat Indonesia, baik laki-laki, wanita, yang tua maupun muda semuanya...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Disclaimer.

Popular Posts

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya di Negara Indonesia
Prakarya dan Kewirausahaan

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya

by Fatkul Mansyah
Januari 13, 2022
0

Kerangka atau dasar pemikiran yang diberikan dari peraturan kekayaan intelektual kepada seorang individu untuk perlindungan hukum terhadap ciptaannya...

modul sejarah indonesia kelas 12

Modul Sejarah Kelompok Peminatan Kelas 12 SMA/MA

by Operator
November 28, 2024
0

Sejarah Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam

Sejarah Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam

by Ali Irsad
November 2, 2022
0

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya di Negara Indonesia

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya

by Fatkul Mansyah
Januari 13, 2022
0

No Result
View All Result

Kategori

Sejarah Peradaban Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Islam

Teori Hak Kekayaan Intelektual, dan Undang-Undang yang Mengaturnya

Hukum Internasional : Pengertian, Tujuan Serta Ruang Lingkupnya

Memahami Jenis-Jenis Karburator Dalam Sistem Bahan Bakar Motor

Mempelajari Dasar-Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC

MA AL Ahrom Karangsari

Madrasah yang berdiri sejak tahun 2009, terletak di jalan Nangka No. 45 Karangsari, Karangtengah, Demak.

logo footer ma al ahrom

Bantuan

  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami

Sosial Media MA AL AHROM

Mari Follow dan Ikuti setiap kegiatan MA AL Ahrom Karangsari di social media kami.

© 2021 MA Al Ahrom Karangsari – Design by MA Al Ahrom.

  • EN
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Visi dan Misi Madrasah
  • Pengumuman Madrasah
  • Menu Madrasah
    • Pendidik dan Tenaga Pendidik
    • RDM Madrasah
    • Info Madrasah
    • Pengumuman Kelulusan
    • Struktur Organisasi Madrasah
      • Struktur Organisasi Komite Madrasah
      • Struktur Organisasi Tata Usaha
      • Struktur Organisasi Perpustakaan
      • Struktur Organisasi Laboratorium Komputer
    • Mata Pelajaran
    • Pembelajaran
      • KTI Siswa-Siswi
      • Jurnal Madrasah
      • Jurnal Pengetahuan
      • Artikel Madrasah
    • Sarana Prasarana
  • Warga Madrasah
    • Pendaftaran
    • Login
    • Reset Password
    • Anggota

© 2021 MA Al Ahrom Karangsari - Design by MA Al Ahrom.