Ruang lingkup sejarah adalah segala aspek yang berada pada disiplin ilmu sejarah itu sendiri. Ruang lingkup sejarah dapat menjadi dasar dalam menentukan sumber sejarah mana yang akan digunakan bagi para sejarawan untuk meneliti/membuktikan sebuah peristiwa atau kejadian bersejarah pada masa lalu.
Ruang lingkup sejarah terdiri dari empat konsep dimana setiap konsep menjelaskan tentang bagaimana sejarah tersebut dapat mempengaruhi sesuatu dan ditegaskan sebagai bagian penting dari sejarah yang berpengaruh bagi kehidupan manusia.
Berikut ini penjelasan tentang empat ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu pengetahuan, sejarah sebagai kisah dan sejarah sebagai seni meliputi pengertian, ciri-ciri dan beberapa contohnya.
Konsep Ruang Lingkup Sejarah
1. Sejarah sebagai Peristiwa
Konsep sejarah sebagai peristiwa akan membahas tentang kejadian, kenyataan, aktualitas yang telah terjadi atau telah berlangsung di masa lampau. Peristiwa penting itulah yang merupakan pokok pembicaraan dalam sejarah. Sejarah di sini mengandung sebuah peristiwa penting.
Berkenaan dengan konsep sejarah sebagai peristiwa, maka kita senantiasa membicarakan tentang kejadian, kenyataan, aktualitas yang telah terjadi atau berlangsung pada masa silam. Apakah itu peristiwa? Peristiwa adalah sebuah gerak yang terjadi pada suatu masa dan mengakibatkan peristiwa lainnya.
Peristiwa dalam cakupan sejarah berarti segala sesuatu yang telah berlangsung pada waktu yang telah lalu dan menimbulkan akibat pada kehidupan manusia pada waktu itu dan pada masa setelahnya. Para sejarawan tak hanya mencatat rangkaian peristiwa yang terjadi, namun juga mencoba menelusuri latar belakang atau sebab-musabab peristiwa muncul.
2. Sejarah sebagai Kisah
Konsep sejarah sebagai kisah bisa dalam bentuk narasi ataupun tafsiran dari suatu peristiwa sejarah, bisa berupa tulisan atau lisan. Secara tulisan, kisah sejarah ini dapat dilihat dalam bentuk tertulis seperti pada buku, majalah atau surat kabar. Secara lisan, kisah dapat diambil dari ceramah, percakapan atau pelajaran di sekolah.
Sejarah merupakan suatu kisah yang diceritakan dalam berbagai bentuk, baik narasi maupun tafsiran dari suatu kejadian. Secara tulisan kisah ini akan didapat dalam bentuk tulisan di buku, majalah atau surat kabar. Secara lisan, kisah didapat dari ceramah, percakapan atau pelajaran di sekolah.
3. Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu baru lahir pada awal abad ke-20. Pada waktu itu tengah terjadi perdebatan ilmiah di antara ilmuwan tentang sejarah. Perdebatan ini terjadi di Jerman pertama kali, melibatkan para ahli filsafat dan sejarawan. Yang diperdebatkan adalah apakah sejarah dapat digolongkan sebagai cabang ilmu pengetahuan atau merupakan sebuah seni.
Ilmu sejarah sendiri sudah mulai berkembang pada abad ke-19, seiring dengan perkembangan ilmu dan sains yang lainnya. Pengetahuan sejarah ini mencakup kondisi atau situasi manusia pada suatu masa yang hidup dalam jenjang sosial tertentu. Ilmu sejarah berusaha mencari hukum-hukum yang mengendalikan manusia dan kehidupannya dan juga mencari penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia.
Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan hendaknya dibahas dan dibuktikan secara keilmuan (ilmiah). Untuk membuktikan keilmiahannya, dalam menganalisis sejarah seyogyanya digunakan berbagai standar dan metode-metode ilmiah. Dengan demikian, kesahihan penelitian sejarah dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan keilmuan. Oleh karena itu, ketika akan mempelajari sebuah objek sejarah maka harus dibuat metode ilmiah secara sistematis dengan tujuan memperoleh kebenaran sejarah.
Ada beberapa ciri ketika sejarah dikategorikan sebagai ilmu:
- Empiris, sejarah sangat berkaitan dengan pengalaman manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dari peninggalan-peninggalan sejarah lainnya. Sumber-sumber tersebut kemudian diteliti oleh para sejarawan untuk bisa dijadikan fakta. Fakta-fakta itulah yang kemudian diinterpretasikan dan dilakukan penulisan sejarah.
- Memiliki Objek, setiap ilmu pengetahuan tentunya harus memiliki tujuan dan objek materi atau sasaran yang jelas dan memiliki perbedaan dengan dengan ilmu yang lain. Sebagai mana umumnya ilmu-ilmu lain, yang menjadi objek dalam kajian sejarah adalah manusia dan masyarakat pada kurun waktu tertentu.
- Memiliki Teori, Ilmu pengetahuan sosial pada umumnya memiliki teori-teori tertentu. Sejarah mempunyai teori yang berisi yang berisi kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Seperti misalnya teori yang dikemukakan oleh Arnold Toynbee mengenai teori Challenge and Response.
- Memiliki Metode, dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai metode tersendiri dengan melakukan pengamatan yang sistematis. Ini untuk menghindari suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat maka pernyataan tersebut itu bisa ditolak. Dengan menggunakan metode sejarah yang tepat seorang sejarawan bisa meminimalkan kesalahan dan dapat membuat kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan.
4. Sejarah sebagai Seni
Menurut Dithley, seorang sejarawan dan filsuf modern, sejarah adalah pengetahuan tentang cita rasa. Sejarah tidak saja mempelajari segala yang bergerak dan berubah yang tampak di permukaan, namun juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan itu bagi si pelaku sejarah.
Ia (sebagai pelaku) mempelajari suatu proses dinamis kehidupan manusia yang di dalamnya terlihat adanya hubungan sebab-akibat yang lumayan rumit. Dithley meragukan teori yang diungkapkan Comte, Mills, dan Spencer yang menyatakan bahwa metode ilmu alam dapat dipergunakan dalam mempelajari sejarah tanpa modifikasi berkelanjutan.
Melalui pendekatan seni, fakta sejarah akan menjadi lebih hidup dan bernyawa. Kita pun akan lebih menghayati kejadian sejarah, dapat lebih menghargai tokoh atau manusia yang terjun langsung dalam tragedi dan peristiwa sejarah. Kita bisa lebih menghayati momentum sejarah, misalnya, dengan membaca sastra-sejarah (biasanya dalam bentuk novel, roman).