BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sudah di ketahui bahwa lingkungan jasmania mempunyai peran penting dalam pengembangan penyakit. Para doktor kini juga telah belajar menyadari bahwa terkadang perlu memperhitungkan faktor-faktor sosial. Dengan memahami hal tersebut,dapat di kemukakan bahwa praktik layanan kesehatan bukan merupakan kegiatan individual atau kegiatan yang tampa budaya. Kegiatan perawatan senantiasa melibatkan orang lain. Misalnya saja ada berperan sebagai dokter, perawat, bidan, atau peran yang lainnya. Oleh karena itu, dalam memberikan layanan kesehatan membutuhkan pemahaman mengenai perilaku individu atau budaya masyarakat.
Pengamatan bahwa epidemik kolera dikaitkan dengan kontaminasi air minum, mendahului identifikasi agen penyebab infeksi dan fakta bahwa para penambang sering berkontribusi dalam mengembangkan penyakit paru-paru tidak mungkin diabaikan didistrik-distrik pnambangan. Para dokter kini juga telah belajar menyadari bahwa terkadang perlu perhitungkan faktor-faktor sosial. Kasus narkoba sebagai salah satu contoh sesungguhnya tidak bisa dianalisis tanpa memperhatikan gaya hidup kalangan remaja itu sendiri.
Dengan memahami hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa praktik layanan kesehatan bukan merupakan kegiatan individual atau kegiatan yang hampa budaya. Kegiatan keperawatan senantiasa melibatkan orang lain. Misalnya saja ada yang berperan sebagai dokter, perawat, bidan atau peran lainnya. Oleh karenaitu, dalam memberikan layanan kesehatan membutuhkan pemahaman mengenai perilaku individu atau budaya masyarakat.
Bagaimanapun juga, para tenaga medis harus dapat membagi perhatian pada masalah-masalah lain diluar pengatahuan medis sewaktu menghadapi pasien. Dalam konteks interaksi, seorang pasien menyampaikan keluhannya kepada tenaga medis. Namun demikian, secara umum mereka pada dasarnya kurang memahami batas yang jelas antara patologis organis, psikologis, dan patologis sosial, akan tetapi gangguan fisiklah yang mendorong mereka mencari pertolongan medis. Pada umumnya, jenis-jenis penyakit yang ditangani oleh dokter praktik umum maupun puskesmas tidak dapat dipisahkan dari masalah sosial dan emosional pasien itu sendiri.
Dalam kaitan dengan masalah ini, Solita Sarwono (2004) mengatakan bahwa sosiologi kesehatan merupakan mata ajar yang penting, bukan hanya bagi mahasiswa kesehatan, melainkan bagi masyarakat yang lainnya.
Namun demikian, apakah sosiologi dapat memberikan jawaban dan solusi atas masalah-masalah kesehatan ? Menurut Fauzi Muzaham,”Dalam beberapa hal para tenaga kesehatan, mungkin akan kecewa dengan sosiologi karena mereka tidak memperoleh jawaban yang jelas dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam praktik”. Namun, layanan kesehatan bukanlah praktik tenaga kesehatan yang berhadapan dengan benda mati tetapi berhadapan dengan manusia, menuntut adanya komunikasi yang manusiawi dan memposisikan pasien sebagai manusia secara utuh aatu holistik. Dalam, konteks inilah, sosiologi diharapkan menjadi salah satu ilmu pendukung dalam proses peningkatan pelayanan kesehatan.
- Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah sosiologi dalam kesehatan ini adalah untuk memahami arti penting sosiologi dalam dunia kesehatan. Karena sosiologi mempelajari dan memahami tentang hubungan antar manusia, dimana dalam sudut pandang kesehatan hubungan atau interaksi tersebut terjadi diantara tenaga medis dengan klien, antar tenaga medis, maupun tenaga kesehatan dengan masyarakat umum.
- Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan sosiologi dalam kesehatan?
- Bagaimanakah peran sosiologi dan sosiolog dalam praktik kesehatan?
- Bagaimana pengertian kesehatan dan penyakit berdasarkan sudut pandang sosial?
- Apa sajakah tujuan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat?
- Bagaimana hubungan pranata sosial dalam kesehatan?
- Apa sajakah komitmen profesi keperawatan akan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat.
Demikian artikelnya, untuk selanjutnya akan disambung pada materi berikutnya. 🙂