Budidaya Tanaman Cabai Rawit – Manfaat, Jenis, dan Panduan
Laporan Ini Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menempuh Ujian Madrasah
Disusun Oleh :
Nama | : Siti Khotijah |
NIS/NISN | : 170737/0026997876 |
Program Studi | : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) |
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL AHROM
MADRASAH ALIYAH AL AHROM KARANGSARI
TERAKREDITASI – B
Jl. Nangka No.45 Kelurahan Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak
Telp. (0291) 690355 Email [email protected] Website https://mas-alahrom.my.id/
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT
-
Latar Belakang Budidaya Tanaman Cabai
Cabai rawit adalah termasuk bahan bumbu utama dalam memasak. Cabai rawit ini banyak permintaannya, selain itu harganya juga mahal. Sehingga ketika budidaya tanaman cabai rawit ini ditekuni maka akan mendapatkan keuntungan yang besar, karena dalam menanam cabai rawit yang benar maka akan menghasilkan buah yang memuaskan.
Cabai rawit merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung. Selain sebagai bumbu masak, buah cabai juga digunakan sebagai bahan campuran industri makanan dan untuk peternakan.
Cabai rawit alias cabai kecil inilah yang tempo hari diduga sebagai cabai asli Amerika Tropika (Selatan). Dibanding cabai besar rekannya, cabai rawit tergolong toleran karena mau ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi yang mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter sampai lebih dari 1.500 meter dpl. disamping itu, ia masih tahan ditanam di daerah bercurah hujan tinggi. Kemudian umur pohon, kalau dirawat dengan serius, bisa mencapai 3-4 tahun lamanya dengan produk masih tetap tinggi.
Usaha bercocok tanam cabai masih sangat menguntungkan bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan cabai tercatat pada kisaran 3kg/kapita/tahun. Apabila jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta, berarti per tahunnya dibutuhkan sebanyak 750.000 ton (2010). Pada tahun 2009 produksi cabai di Indonesia mencapai 7,04 ton/ha, sedangkan pada tahun 2010 produksi cabai di Indonesia mencapai 3,83 ton/ha. Salah satu kendala menurunnya produksi cabai adalah adanya gangguan penyakit yang dapat menyerang sejak tanaman disemaikan sampai tanaman dipanen. Gangguan penyakit pada tanaman cabai sangat kompleks, baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Bahkan dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar.
-
Rumusan Masalah
-
- Apa manfaat cabai rawit bagi kesehatan ?
- Apa macam-macam cabai ?
- Teknik menanam cabai rawit ?
- Bagaimana kelebihan dan kekurangan cabai rawit ?
-
Tujuan Penulisan Budidaya Cabai Rawit
-
- Untuk mengetahui informasi kepada pembaca tentang tanaman cabai,
- Agar pembaca mengetahui asal mula budidaya tanaman cabai rawit,
- Menambah pengetahuan pembaca tentang budidaya tanaman cabai rawit.
-
Manfaat Penulis Tentang Budidaya Tanaman Cabai
-
- Memberi informasi tentang cabai rawit;
- Sebagai wawasan untuk mengenal beberapa jenis cabai;
- Mengerti tentang menanam cabai.
-
Manfaat Membaca Tentang Tumbuhan Cabai
-
- Memberi informasi tentang cabai rawit,
- Mengetahui semua manfaat cabai rawit,
- Mengerti tentang kegunaan cabai.
Baca juga :
- Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi Makanan Ringan Sale
- Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam Sebagai Bahan Kerajinan
- Pemanfaat Buah Sirsak Untuk Menyembuhkan Penyakit di Tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
- Landasan Teori
Cabai merupakan tanaman holtikultura yang cukup penting dan banyak dibudidayakan, terutama di pulau jawa. Cabai termasuk tanaman semusim (annual) berbentuk perdu, berdiri tegak dengan batang berkayu, dan banyak memiliki cabang. Tinggi tanaman dewasa antara 65‐120 cm, lebar mahkota tanaman 50‐90 cm (Setiadi, 2006)
Terdapat 3 macam buah cabai, yang besar agak pendek, besar panjang dan yang kecil (cabai rawit) cabai besar agak lonjong rasanya kurang pedas, berwarna merah dan hijau tetapi konsumen di Indonesia biasanya menyukai ketika masih berwarna hijau, untuk sayur, ataupun dimakan mentah sebagai lalap. Demikian pula cabai besar yang panjang kebanyakan dipetik setelah berwarna merah, sebagai pencampur sayur atau dikeringkan sebagai tepung (Kartasapoetra, 1988).
Tanaman cabai berasal dari benua Amerika, tepatnya Amerika Latin dengan garis lintang 0‐30 LU dan 0‐30 LS. Menambahkan bahwa tanaman cabai berasal dari Peru. Ada yang menyebutkan bahwa bangsa Meksiko kuno sudah menggemari cabai semenjak tahun 7000 jauh sebelum Colombus menemukan benua Amerika (1492). Christophorus Colombus kemudian menyebarkan dan mempopulerkan cabai dari benua Amerika ke Spanyol pada tahun 1492. Pada awal tahun 1500‐an, bangsa Portugis mulai memperdagangkan cabai ke Macao dan Goa, kemudian masuk ke India, Cina, dan Thailand. Sekitar tahun 1513 kerajaan Turki Usmani menduduki wilayah Portugis di Hormuz, Teluk Persia. Di sinilah orang Turki mengenal cabai. Saat Turki menduduki Hongaria, cabai pun memasyarakat di Hongaria.
Budidaya Tanaman Cabai Rawit sudah banyak dilakukan diberbagai negara, hasilnya selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, karena banyak dibutuhkan di negara-negara yang berhawa dingin.
- Deskripsi Data
- Manfaat Cabai Rawit Bagi Kesehatan
- Mempercepat Metabolisme Tubuh
Cabai rawit bisa mempercepat metabolisme tubuh Anda. Oleh karena itu berbahagialah bagi anda yang tahan dengan rasa pedas cabai rawit. Karena mempercepat metabolisme tubuh, maka cabai rawit termasuk makanan yang dapat membantu menurunkan berat badan.
- Membantu Mencegah Serangan Jantung
Cabai rawit juga berguna bagi jantung anda, karena dapat mencegah serangan jantung yang mematikan dalam hitungan detik. Hal ini karena karakteristik cabai rawit yang dapat membuka arteri di jantung.
- Membantu Pertumbuhan Rambut
Cabai rawit juga dapat membantu pertumbuhan rambut anda. Salah satu alasan utama dari masalah kebotakan adalah karena penurunan sirkulasi darah (darah tak lancar). Cabai rawit bila dioleskan pada kulit kepala akan meningkatkan sirkulasi darah, dan dengan demikian dapat membantu pertumbuhan rambut. Memang hal ini akan menyebabkan iritasi pada kulit kepala, akan tetapi ini akan memberikan manfaat yang baik.
- Membantu Meringankan Rasa Nyeri
Cabai rawit dapat membantu menghilangkan rasa sakit. Banyak orang yang menderita sakit kepala, dan mengkonsumsi cabai rawit akan memberikan manfaat untuk mengurangi rasa sakit kepala migren. Makan cabai juga akan membantu orang yang menderita gejala sinus. Cabai rawit juga dapat membantu untuk mengurangi sakit gigi dan sakit gusi.
- Membantu Menurunkan Berat Badan
Cabai rawit juga memiliki kemampuan untuk membantu menurunkan berat badan. Hal ini karena capsaicin yang pedas pada cabai rawit akan membakar lemak, dan mengeluarkannya bersama keringat. Selain itu juga karena cabai rawit yang membantu meningkatkan metabolisme tubuh, yang juga dapat menurunkan berat badan lebih cepat. Makan cabai rawit juga akan menurunkan nafsu makan, sehingga cocok jika anda ingin membatasi makan saat diet.
- Meredakan Sakit Tenggorokan
Cabai rawit juga dapat membantu meredakan sakit tenggorokan. Campur cabai rawit dengan air, dan gunakan berkumur. Prosedur ini akan membantu memulihkan sakit tenggorokan dengan cepat.
- Mencegah Tekanan Darah Tinggi
Cabai rawit dapat membantu melancarkan peredaran darah, dengan cara mengurangi pembentukan dan penggumpalan darah. Oleh karena itu, cabai rawit adalah obat yang alami yang dapat membantu mengurangi dan mencegah tekanan darah tinggi.
- Membantu Menyembuhkan Infeksi
Cabai rawit juga membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit akibat infeksi ,karena cabai memiliki sifat antijamur.
- Membantu Menyembuhkan Luka Usus
Cabai rawit juga dapat membantu menyembuhkan luka usus, yang dikarenakan pergerakan peristaltik saat menjalankan proses pencernaan. Sehingga cabai akan memberikan manfaat kepada kesehatan pencernaan, dan membantu menyembuhkan berbagai masalah pada usus.
- Mencegah Kanker
Manfaat yang paling penting dari mengkonsumsi cabai rawit adalah membantu mengurangi resiko kanker, serta dapat menghambat perkembangan sel kanker paru-paru dan kanker pankreas. Senyawa cabai rawit yang berkemampuan untuk ini tak lain adalah capsaicin yang memberikan rasa pedas. Proses ini dikenal dengan sebutan apoptosis.
- Macam=Macam Cabai
- Cabai Merah Besar
Cabai ini memiliki panjang 10 sampai 15 cm dengan diameter 2-3 cm. Berkulit tebal dan tidak terlalu pedas. Jika sudah matang memiliki warna merah terang. Berbentuk panjang dan besar, membujur lancip panjang besar. Permukaan kulis mulus mengkilat dan tebal seperti ada lilin pada kulitnya.
- Cabai Merah Kriting
Bentuknya panjang tetapi memiliki diameter yang kecil di bandingkan dengan cabai besar, ujungnya lancip cenderung runcing. Kulit buahnya tidak mulus melainkan bergelombang atau keriting. Kulit buahnya relatif tipis.
- Cabai Merah Hijau
Cabai merah hijau merupakan cabai merah besar tetapi di panen pada saat warna pada cabai masih hijau. Pemanenan yang masih muda dan belum pada matang yang maksimal.
- Cabai Rawit
Cabai rawit ini berukuran kecil “mini”, dengan panjang sekitar 2-4 cm. Cabai ini hampir keseluruhan lebih pedas di bandingkan jenis Cabai besar, tetapi tidak semua cabai rawit semuanya pedas. Cabai rawit memiliki keunikan dengan warna yang beragam, mulai dari hijau, merah, kuning hingga oranye.
- Cabai Jawa
Jenis cabai yang satu ini memang bukan dari keluarga Capsicum Annuum, namun masuk keluarga sirih-sirihan atau Piperaceae. Walau demikian cabai jawa juga memiliki rasa yang pedas, atau juga cabai jawa kadang disebut cabai jamu.
- Cabai Cherry
Panjangnya 2-3cm warnanya merah terang bentuknya tidak beraturan sekilas tampak seperti buah cherry.
- Cabai Rocoto
Cabai ini banyak ditemukan di Peru, Bolivia, Chile, Argentina Utara dan Ecuador. Bentuknya hampir bulat dan memiliki daging tebal seperti paprika. Cabai ini akan sangat pedas apabila bijinya berwarna hitam.
- Cabai Gendol
Jenis cabai rawit ini disebut gendot atau gendol, memiliki bentuk yang lebih gendut dan besar. Rasanya juga lebih pedas dari jenis cabai rawit lainnya. Warnanya sangat bervariasi mulai dari hijau, kuning, oranye, sampai merah terang.
- Cabai Setan
Cabai setan merupakan cabai terpedas di Dunia. Cabai ini berasal dari timur laut India (Assam, Nagaland, dan Manipur) dan Bangladesh. Tingkat kepedasan cabai ini mencapai 1.001.304 Skala Scoville dan itu berarti tingkat kepedasan cabai ini melebihi cabai rawit.
- Teknik Menanam Cabai Rawit
- Bibit Cabai
Cara menanam cabai tentu saja berawal dari bibit. Pertama-tama tentu saja Anda harus memiliki bibit cabai yang berkualitas. Cukup mudah memilih bibit cabai. Pilihlah bibit cabai yang masih segar. Kupas cabai lalu ambil bijinya. Setelah itu jemur di bawah sinar matahari sampai kering. Cara lain untuk mendapatkan bibit cabai adalah dengan membeli bibit cabai di toko. Namun jika Anda hendak menanam cabai dalam skala kecil, lebih baik membuat bibitnya sendiri. Bibit cabai yang dijual di toko biasanya dalam sekala besar dan tentu saja mahal.
- Menyemai Cabai
Langkah selanjutnya adalah dengan menyemai cabai. Gunakan polybag ukuran kecil sebagai media penyemaian. Masukkan tanah dan juga pupuk. Campur hingga tingginya polybag. Masukkan bibit cabai pada polybag dan siram setiap hari. Untuk lebih rincinya lagi, begini cara menyemai bibit cabai agar cepat tumbuh:
-
- Siapkan tempat penyemaian. Polybag misalnya.
- Masukkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1.
- Biarkan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari selama 1 minggu.
- Rendam bibit dalam air hangat selama 3 jam.
- Lalu letakkan benih pada polybag. Tutupi benih dengan tanah kira-kira 1 cm saja kedalamannya.
- Tunggu hingga benih berkecambah.
- Kemudian mulai diperkenalkan dengan sinar matahari langsung.
- Penanaman Cabai
Setelah berumur 4 minggu, pindahkan benih cabai pada lahan yang telah disiapkan. Jangan lupa untuk menggemburkan tanah lahan dan memberikan pupuk. Berhati-hatilah saat melepaskan benih dari polybag agar akar tidak rusak.
Jika Anda tetap menggunakan polybag, gunakanlah polybag dengan diameter minimal 30 cm. Bisa juga menggunakan ember bekas yang sudah dibersihkan.
Gunakanlah perbandingan 3:2:1 dengan rincian tanah, pupuk, dan sekam mentah untuk tempat menanam.
- Pemupukan Cabai
Selama masa penanaman, rajinlah memberi pupuk. Gunakan pupuk kompos sehingga cabai menjadi lebih organik.
- Perawatan Cabai
Jangan lupa untuk menyirami cabai setiap hari. Dan juga seringlah melihat apakah ada tanaman lain yang tumbuh yang akan mengganggu pertumbuhan cabai. Jika ada cabut secara rutin agar cabai bisa tumbuh dengan baik.
- Panen
Ketika cabai telah tumbuh sempurna. Anda bisa melakukan panen. Berikut ini cara panen cabai yang baik dan benar :
-
- Pemetikan buah cabai sebaiknya dilakukan pada waktu siang hari menjelang sore, atau sore menjelang waktu petang (senja);
- Pemetikan buah cabai bukan dicabut/ditarik ke arah atas, tapi yang benar adalah dipluntir searah jarum jam.
- Pemetikan buah cabai sebaiknya diprioritaskan pada buah yang sudah tua atau telah matang dipohonnya, sesuaikan dengan kebutuhan;
- Pada beberapa tanaman cabai yang memang sangat berbuah lebat, sehingga bunganya berhimpit dengan buah lainnya yang telah masak atau matang, maka pemetikan dapat dilakukan dengan cara dipluntir perlahan menggunakan tangan kanan, sementara itu dengan tangan kirinya menahan beberapa ruas batang agar batang tanaman cabai tetap baik atau tidak rusak.
- Kelebihan dan Kekurangan Cabai Rawit
Semua produk pastinya mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dua hal ini tidak bisa dielakkan lagi dalam pengolahan produk maupun manusia. Kekurangan dan kelebihan selalu berdampingan dan tidak akan pernah ada kelebihan namun tidak ada kekurangan.
Begitupun dengan cabai ini juga mempunyai kekurangan dan kelebihan. Adapun kekurangan dan kelebihan dijelaskan sebagai berikut :
- Kelebihan
-
- Keuntungan yang lebih lumayan karena untuk budidaya tanaman cabai rawit sendiri tidak memerlukan biaya yang cukup berarti.
- Perawatan lebih teratur dengan rapi sehingga menghasilkan produk yang bagus pula.
- Dijamin kebersihannya karena seminggu sekali dilakukan penyiangan dan pembersihan area sekitar tanaman.
- Harga lebih murah sebab budidaya tanaman cabai rawit bisa langsung diperjualkan saat baru saja dipetik.
- Kekurangan
-
- Kadang hasil tidak menentu karena hanya mengandalkan cuaca.
- Pembeli yang terkadang tidak mengambil pesanan.
- Lahan yang tidak terlalu luas sehingga keinginan pembeli kadan tidak terpenuhi.
- Hasil yang kadang tidak sesuai harapan.
- Analisis Data
Beberapa daktor yang menyebabkan tanaman cabai tidak berbuah secara maksimal
- Tanah
Tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesuburan tumbuhan cabai. Meskipun bibit cabai berkualitas dan rujukan tanam cabai elok tapi tanah tidak subur, maka balasannya juga tidak bagus, sanggup jadi tumbuhan cabai kerdil, keriting, dan lambat pertumbuhannya.
- Bibit
Pemilihan bibit yang berkualitas saat budidaya tanaman cabai sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya cabai. Jika bibit cabai tidak bagus, maka itu juga menjadi faktor penyebab tumbuhan cabai tidak berbuah maksimal.
- Pupuk
Pupuk yaitu nutrisi penting bagi tanaman, tanpa diberi pupuk maka tumbuhan tidak sanggup tumbuh dengan baik. Salah satu jawaban tumbuhan tidak diberi pupuk yaitu tumbuhan tidak sanggup berbuah maksimal. Begitu juga dengan tumbuhan cabai, tidak diberi pupuk maka buah cabai tidak akan bagus.
- Air
Peran air juga tidak kalah pentingnya dengan beberapa hal diatas, dan bahkan tanpa air semua makhluk hidup akan mati, tumbuhan pun juga akan mati. Tanaman cabai sekalipun juga perlu air, bila tidak ada air, artinya lahan yang ditanami cabai gersang dan tidak tersedia air, animo kemarau misanya, dan tidak pula disiram, maka terperinci tumbuhan cabai tidak akan berbuah.
Baca juga :
- Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi Makanan Ringan Sale
- Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam Sebagai Bahan Kerajinan
- Pemanfaat Buah Sirsak Untuk Menyembuhkan Penyakit di Tubuh
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dalam mengembangkan dan budidaya tanaman cabai rawit tidak hanya sekedar menanam sesuai dengan keadaan yang ada. Karena kita harus mempertimbangkan dan bisa mengetahui hal – hal yang munkin terjadi dalam proses pengembangan budidaya tumbuhan cabai rawit tersebut. Baik dalam hal biaya maupun kemampuan dalam mengolah cabai rawit tersebut. Karena hal-hal yang awalnya dianggap remeh dan dirasa tidak penting justru itu yang akan berdampak besar kedepannya. Maka dari itu saran saya bagi yang ingin bergerak dalam bidang ini harus mempertimbangkan betul hal positif dan negatifnya baik dari segi keuangan maupun kemampuan dan keterampilan dalam mengolah tanaman ini. Dan juga tidak lupa untuk meninjau prospek pemasarannya maksudnya ketika setelah dipanen mau di suplai kemana hasil cabai rawit. Agar tidak terjadi penimbunan yang tidak berguna yang akhirnya akan membusuk dan ujung- ujungnya kerugian yang akan kita dapat.
- Saran – Saran
Membudidayakan cabai rawit haruslah memperhatikan tahapan-tahapannya dengan benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budi Daya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Djarwaningsih, T. 1984. Jenis- jenis Cabai di Indonesia, dalam Penelitian Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam, hlm 232-235.
Harpenas, Asep & R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hewindati, Yuni Tri dkk. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta.
Rismunandar. 1983. Bertanam Sayur – sayuran. Terate. Bandung.
Sunaryono, H., dan Rismunandar. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting Di Indonesia. CV. Sinar Baru. Bandung
Tjahjadi, Nur. 1991. Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Baca juga :