Sekarang ini, kita semakin dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Contohnya semakin banyaknya alat-alat elektronik yang dibuat dan digunakan untuk keperluan sehari- hari, seperti, hair dryer, televisi android, komputer, telepon gengam, mobil, motor, dan lain sebagainya yang semakin hari semakin canggih. Semua orang dapat merasakan manfaatnya, baik orang-orang yang tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Bisa kita bayangkan bagaimana usaha yang dilakukan produsen atau pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat banyak, apalagi pertumbuhan penduduk semakin terus bertambah.
Pada akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berjumlah sagat banyak, pada produsen atau pelaku usaha atau wirausahawan, melakukan produksi produk dengan jumlah yang sangat banyak dan terus-menerus yang dikenal dengan istilah produksi massal. Dengan melakukan produksi massal, selain dapat menjangkau konsumen lebih banyak lagi, keuntungan yang lainnya adalah dapat menurunkan biaya produksi. Oleh karena itu, saat ini hampir semua produsen atau pelaku usaha atau wirausahawan sudah melakukan sistem produksi massal pada usaha yang dijalankannya.
Pengertian Produksi Massal
Pengertian produksi adalah kegiatan menciptakan sebuah benda atau meningkatkan nilai guna benda tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan arti massal berarti melibatkan banyak orang. Jadi produksi massal adalah proses menghasilkan sebuah produk yang telah terstandarisasi dalam jumlah banyak menggunakan perakitan dengan teknologi otomasi. Pada prosesnya produksi massal mengacu pada produksi produk yang sama dalam jumlah banyak dengan efisien. Mekanisasi pada produksi massal digunakan untuk mencapai jumlah produk yang banyak, perincian bahan-bahan yang digunakan, pengendalian standar kualitas yang cermat, dan pembagian kerja.
Selain produksi massal, sebagian perusaha pun melakukan pola produksi yang lain yaitu pola produksi sesuai dengan pesanan khusus (Job Order). Keputusan dalam pemilihan proses produksi sesuai pesanan atau produksi secara massal, sangat bergantung kepada perhitungan keuntungan yang mungkin didapatkan, khususnya dilihat dari penguasaan pasar. Jika yang dipilih adalah produksi secara massal, maka wirausahawan harus melakukan analisis pasar tentang situasi dan kondisi pasar terlebih dahulu terutama untuk melihat pesaing.
Analisis pasar yang dilakukan, bertujuan untuk memprediksi tingkat penjulan di masa yang akan datang. Pola produksi yang dilakukan perusahaan berbeda-beda, ada yang melakukan produksi secara massal dan ada yang memproduksi sesuai dengan pesanan khusus atau ada yang menggunakan kombinasi dari keduanya. Biasanya yang menggunakan pola produksi kombinasi, di mana perusahaan melakukan produksi secara massal, tetapi juga menerima pesanan secara khusus adalah perusahaan-perusahaan yang sudah berjalan lama. Untuk perusahaan yang masih baru, kebanyakan menggunakan pola produksi sesuai dengan pesanan yang diminta oleh konsumen.
Karakteristik Utama Produksi Massal
- Alur kerja seimbang.
- Produksi berkelanjutan dari produk yang sama.
- Spesialisasi Produksi Tinggi.
- Prosedur standardisasi dan penyatuan bagian dengan perakitan dan konstruksi.
- Jumlah produk yang dihasilkan berskala besar.
- Biaya produksi perunit rendah.
- Memiliki stok produk.
Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal
-
Kelebihan Produksi Massal
Jika proses produksi dipantau secara ketat, produksi produk secara massal dapat menghasilkan perakitan presisi atau memiliki ketepatan yang hamper sempurna karena produk sudah terstandarisasi. Beberapa kelebihan produksi massal adalah sebagai berikut.
- Hemat biaya
- Efisiensi waktu
- Tingkat keakuratan tinggi
- Tingkat produksi cepat
- Produk yang dihasilkan memiliki keunggulan untuk bersaing dengan produk lain dan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.
-
Kekurangan atau kelemahan dari Produksi Massal
Tidak semua produksi massal dapat berhasil dan berguna dalam pendapaian keberhasilan perusahaan. Ada beberapa kelemahan dan kekurangan dari produksi massal, di antaranya sebagai berikut.
- Membutuhkan modal besar dan waktu jika ada kesalahan dari desain produksi.
- Tidak adanya variasi produk.
- Proses produksi terlihat kaku.
- Mesin yang digunakan mahal.
- Produk yang dipasarkan belum tentu laris di pasaran.