Penanganan Logistik Oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Pengertian logistik kalau kita bicara tentang kepemimpinan ABRI kita tidak dapat mengabaikan masalah logistik. Sebagaimana telah dikatakan sejak permulaan, salah satu fungsi kepemimpinan adalah memperhatikan kesejahteraan dari mereka yang dipimpin. Pengurusan kesejahteraan termasuk fungsi logistik. Akan tetapi fungsi logistik jauh lebih luas dari pengurusan kesejahteraan. Kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ada dukungan logistik.
Indonesia baru mengenal pengertian logistik sejak tahun 1950an,seperti diuraikan dalam bab pertama ,pengertian kepemimpinan baru kita kenal sejak para perwira TNI mengikuti pendidikan militer di AS pada tahun 1951. Demikian pula pengertian logistik baru kita peroleh sejak masa itu.Tentara Belanda di masa sebelum perang dunia kedua belum menggunakann pengertian logistik. Baru dalam perang dunia kedua ketika tentara Belanda harus bergerak bersama tentara Inggris di Eropa dan tentara AS di wilayah Pasifik, mereka menggunakan pengertian itu. Oleh karena itu ,tentara Belanda yang menjadi Misi Militer Belanda di ndonesia sejak 1950 sudah menggunakan pengertian logistik.
Ternyata juga di lingkungan militer AS pengertian logistik relatif baru. Menurut Richard M Leighton dalam Encyclopedia Americana ,baru pada tahun 1944 pengertian logistik masuk dalam kamus militer AS secara resmi, meskipun pengertian itu sudah digunakan sebelum Perang Dunia Kedua oleh para perwira staf untuk perencanaan militer.
Pada mulanya pengertian logistik di gunakan dalam arti perbekalan dan angkutan militer. Akan tetapi sejak tahun 1949 pengertian meluas dan meliputi segala kegiatan yang bersangkutan dengan penanganan perlengkapan militern (termasuk produksinya dan pengadaan nya) maupun seluruh kegiatan yang nbersangkutan dengan personil militer.(termasuk latihan) serta kontruksi dan penyelenggaraan fasilitas militer. Dengan begitu logistik sama dengan pengertian administrasi , semua kegiatan tidak termasuk strategi atau taktik.
Diadakan perbedaan antara logistik konsumen, yaitu pembekalan pasukan di lapangan dengan logistik produksi, yaitu produksi dan pengadaan perlengkapan perang .Juga ada pengertian logistik garis komunikasi , yaitu pengangkutan dari pangkalan nasional ke kawasan perang. Sedangkan logistik pertempuran menyangkut perbekalan di medan pertenmpuran. Pada umumnya orang menggunakan pengertian logistik lebih banyak dalam arti sempit ,yaitu logistik yang sama dengan administrasi militer secara keseluruhan. Dalam hal itu logistik yang sama dengan administrasi militer secara keseluruhan. Dalam hal itu logistik diartikan sebagai usaha untuk membawa atau mengangkut barangn yang tepat , dalam jumlah yang tepat ,pada saat yang teapat, untuk orang atau pihak yang tepat atau yang memerlukanya.
Ketika organisasi militer masih sederhana ,yaitu sebelum abad ke 19 , logistik belum mempunyai makna penting .Waktu itu pertempuran dilakukan terutama dengan menggunakan senjata perorangan. Kalaupun sudah digunakan dengan meriam maka itu masih terbatas senhingga angkutan mesin sepenuhnya menjadi perhatian kesatuan arteleri itu sendiri. Makanan bagi pasukan sering kali diperoleh dengan merampas makanan penduduk daerah yang baru direbut .Jadi pasukan bergerak dengan relatif ringan tanpa membawa perbekalan .Brau setelah pengaruh teknologi makin terasa dalam pelaksanaan perang dan pertempuran. Logistik menjadi satu kebutuhan yang nyata dan bahkan mendesak, Senjata perorangan bukan lag senjata yang mesinnya harus dimasukkan dari muka laras, melainkan sudah ada teknologi yang memungkinkan membuat peluru. Terdiri dari proyektil dan alat peledak dalam satu keutuhan yang diikat oleh kelongsong. Dan peluru dapat ditembkan dari bagian belakang dengan memasukan peluru dalam kamar. Sejak itu dikenal senaan repetir senapan yang dapat ditembakan jauh lebih cepat dan sering ketimbang sebelumnya .Itu dengan sendirinya amat memperbesar daya tembak pasukan. Akhirnya,penggunaan mesiu untuk prajurit perorangan sangat meningkat dan itu tidak dapat lagi dipenuhi hanya dengan mesiu yang dibawa oleh prajurit perorangan belaka.
Sistem Dalam Pelaksanaan Logistik
Untuk dapat menjalankan logistik secara memuaskn harus digunakan pelaksanaan yang sistematis dan teratur. Terutama buat satu tentara yang negaranya kurang mampu melaksanakan produksi sehingga dalam banyak hal tergantung dari produksi negara lain, timbul banyak persoalan yang semuanya nharus dapat dipecahkan secara sistematis.
Tidak banyak negara yang mempunyai kemampuan produksi bahan makanan dan peralatan, termasuk sistem senjata yang lengkap.Karena pentingnya produksi dihunbungkan dengan logistik maka kaum NAZI dibawah pemimpin Adolf Hitler berusaha menciptakan autarki ,yaitu suatu sistem ekonomi yang sepenuhnya mandiri tanpa tergantung dari luar negeri.
Karena produksi tiap – tiap negara mempunyai keterbatasan,ada yang besar dan ada pula yang kecil, maka pelaksanaan logistik selalu mengalami kesulitan. Pada mulanya kesatuan kesatuan diperbekali dengan mmberikan perbekalan makan dan mesiu kepada tiap tiap orang dibawa sndiri – sendiri. Karena jumlah yang dibawa terbatas,maka setelah habis harus ditambah.Niasanya tambahan itu diperoleh dari daerah tentara itu berada. Ketika kemampuan angku meningkat dengan adanya kendaraan tersendiri disamping perbekalan juga dbawa oleh kesatuan itu dalam kendaraan tersendiri.Mulai ada pembentukann satuan Meskipun sudah jauh bertambah perbekalan yang dibawa,namun tetap ada batasnya Maka juga masihnperlu untuk menambah perbekalan ini dengan mengambil dari tentara daerah itu beroprasi, apabila perbekalan yang mula mula dibawa habis . Cara ini dinamakan logistik mandiri.
Tentara yang paling aktif menjalankan logistik mandiri dengan menghasilkan daya tempur tinggi adalah tentara Genghins Khan dalam anbad ke 13.Apabila tidak ada keperluan untuk untuk bertempur dengan berkuda atau kaveleri Genghins Khan menggiring ternak untuk makanya bersama dengan kelompok kereta berkuda yang mengangkut pernbekalan dan peralatan. Rute perjalanan dan tempat berkemah direncanakan jauh sebelumnya agar ada kemungkinan memberikan makan pada ternak yang dibawa serta untuk menambah makan untuk pasukan. Akan tetapi kalau ada keperluan bertempour kolonne pernbekalan itun ditinggalkan dan pasukan berkuda dengan cepat menggempur musuh dari berbagai arah Pasukan mongl itu dapat menempuh sekitar 290 kilometer dalam waktu kurang dari tiga hari , satu kemampuan mobilitas yang amat tinggi untuk masa itu.
Akan tetapi sejak abad ke 17 kemandirian pasukan tentara sudah semakin bekurang. Itu disebabkan karena ukuran tentara menjadi makin besar. Sehingga sukar untuk menambah pernbekalan yang habis dengan mengambil drai daerah operasi. Itu tampak sekali dalam operasi Napoleon di Rusia dan Spanyol. Mulai abad ke 19 dapat diakatakn bahwa logistik harus diatur mulai dari belakang hingga pasukan terdepan.
Dalam sistem logistik itu dikenal daerah belakang, daerah komunikasi dan daerah tempur . Dalam daerah belakang terdapat tempat tempat produksi yang menghasilkan berbagai macam barang makanan dan minuman yang selalu,dinamakan barang kelas I. Juga barang barnang seperti senjata dan peralatan yang menjadi setiap anggota tentara serta diperlukan setiap kesatuan menurut tabel organnisasi,dinakan barang kelas II. Kemudian juga bensin dan minyak pelumas yang harus ada setelah kendaraan bermotor menjadi bagian penting dalam tentara,dinamakan barang kelas III. Disamping itu juga ada yang sangat penting ragam peluru dan mesiu dinamakan barang kelas IV.
Baca juga :
Perbedaan Pendapat Pada TNI – Rangkuman Buku Kepemimpinan ABRI
Penanganan Logistik TNI – Buku Kepemimpinan ABRI
Peran TNI Dalam Pembangunan Nasional – Rangkuman Buku Kepemimpinan ABRI
Kepemimpinan ABRI Dalam Sejarah Dan Perjuangan – Resume Buku
Logistik Abri
Logistik menjadi persoalan bagi ABRI sejak berdirinya, meskipun pada tahun 1945 kita belum mengenal kata logistik. Sejak berdirinya setiap organisasi BKR hars mengusahakan sekurang kurang nya makanan bagi anggotanya dan mesiu untuk senjata yang dipakai. Pada waktu itu orang menjadi anggota BKR membawa pakaian nya sendiri dan belum menggunakan pakaian seragam. Bahkan ada yang membawa senjata sendiri yang diperoleh dengan berbagai cara. Pada waktu itu seorang komandan dan anggotanya betul betul menjalankan logistik mandiri, oleh karena sama sekali tidak dapat mengharapkan pembekalan dari organisasi lain.
Menyongsong Masa Depan
Pada akhir abad ke 20 dan dalam abad ke 21 umat manusia berada dalam kondisi yang amat memperhatikan kegiatan otak, khususnya otak bagian kiri, yaitu yang menyangkut kegiatan berpikir manusia. Disebabkan oleh meningkatnya pendidikan umum yang meluas dan makin lama makin banyak menjangkau seluruh bagian umat manusia,maka manusia cenderung lebih banyak menggunakan kemampuan berpikirnya ketimbang sebelumnya .Dengan dipelopori oleh bagian umat manuasia yangtelah lebih dahulu maju dalam kemampuan berpikir,maka umat manuasia makin banyak, makin luas dan juga makin dalam pengembanganya dalam ilmu pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan memperoleh pendalaman yang amat berarti,karena bangsa bangsa yang maju melihat pentingnya peningkatan usaha untuk memahami kehidupan alam semesta. Manusia makin mendalami berbagai kenyataan hidup yang tadinya tidak diketahuinya , seperti keadaan angkasa luar atau kehidupan molekuler. Selain itu, ilmu pengetahuan yang sebelumnya makin dikenal didalami dan menghasilkan berbagsi spesialilasasi dalam ilmu pengetahuan itu. Manusia menjadi lebih tau secara amat mendalam tentang hal yang makin sempit. Dapatlah orang mengatakan kehidupan abad nodern adalah abad kehidupan kaum spesialis.Namun kemudian juga disari bahwa spesialisasi tidak dapat memberikan pnegetahuan yang lengkap tenatang tentang kehidupan alam semesta. Maka berkembang pula usaha untuk melihat segala aspek kehidupan sebagai satu keutuhan, atau yang dinamakan pendekatan holistik. Perkembangan spesialisasi dan holistik dalam ilmu engetahuan menimbulkan dinamika yang amat kuat dalam kehidupan umat manusia.
Kemudian setiap pasukan berusaha untuk memperkuat diri dengan menguahakan persenjataan lebih banyak dan lebih besar daya tembaknya. Karena sumbern persenjataan adalah hanya senjata dari satu daerah tertentu yang dimiliki oleh tentara jepang., maka dimana mana ada usaha agar pimpinanan tentara jepang setempat mau meyerahkan senjata pasukanya seluruh anggota, sedangkan daya tempuh pasukan tidak sepadan dengan jumlah anggtanya. RE- RA berhasil menciptakan kondisi TNI yang lebih mantap tepat sebelum Belanda melakukan ofensif yang menjadi pembuka perang kemerdekaan kedua pada bulan agustus 1948.
Sebagai gambaran kondisi logistik ABRI pada masa tahun 1945 – 1948 keadaan di akademin militer di jogjakarta dapat diberikan sebagai contoh . Meskipun Akademi Militer dibentuk atas keputusan Markas Besar Tentara (MBT) sebagai pusat pimpinan TKR, namun sgala perlengkapan dan pernbekalan untuk bagian terbesar harus diusahakan harus dari pimpinan AM sendiri.
Logistik Nasional
Dalam masa Orde Lama dan sebelumnya tidak ada pikiran dan pelaksanaan logistik nasional. Dimasa itu pengertian logistik merupakan melulu satu konsep militer yang dijalankan onleh ABRI.
Akan tetapi ketika memasuki Orde Baru dan peran para perwira ABRI meningkat dalam penyelengaraan manajemen nasional, maka dilihat adanya keperluan untuk membawa pengertian logistik juga ke dalam masyrakat non ABRI.Itu terutama menyangkut keharusan pemerintah untuk menjaga stabilitas nasional. Dalam stabilitas nasional perlu ada pemeliharaan atau stabilnya perbekalan bebebrapa kebutuhan masyarakat yang dinamakan sembilan bahan pokok.
Oleh sebab itu,pemerintah RI di bawah pimpinan Jendral Soeharto kemudian pada tahun 1966 membentuk Komando Logistik Nasional yang fungsinya mengurus perbekalan masyrakat dalam sembilan bahan pokok khususnya beras gula dan terigu. Akan tetapi ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan nama Komando Logistik Nasional ,karena dianggap dengan ketetentangan konstitusi. Oleh karena itu,kemudian diambil nama lain yaitu Badan Urusan Logistik atau BULOG. Pada tahap pertama BULOG mendapat sorotan dan bahkan kadang kadang kritik tajam dari para pakar sipil yang melihat bulog sebagai organisasi yang berlebihan dan menjadikan pemerintah terlalu mencampuri jalanya ekonomi dan kehidupan masyrakat.
Baca juga :
Perbedaan Pendapat Pada TNI – Rangkuman Buku Kepemimpinan ABRI
Penanganan Logistik TNI – Buku Kepemimpinan ABRI
Peran TNI Dalam Pembangunan Nasional – Rangkuman Buku Kepemimpinan ABRI
Kepemimpinan ABRI Dalam Sejarah Dan Perjuangan – Resume Buku
DAFTAR PUSTAKA
1. Sejarah Militer, ringkasan buku “Kepemimpinan Abri Dalam Sejarah Dan Perjuangan” halaman 246-297.